Liputan6.com, Jakarta - Dokter Letty Sultri tewas di tangan suaminya sendiri, setelah ditembak di klinik tempatnya bertugas.
Namun, sebelum mengembuskan napas terakhirnya, korban sempat bercerita kepada ibunya tentang mimpi janggal yang menghantuinya beberapa hari terakhir.
Advertisement
Kakak kandung korban, Afifi Bahtiar (48), mengatakan, Letty bercerita, dalam mimpinya dia didatangi sang ayah yang sudah almarhum.
"Dia bilang ke Ibu saya, Bu itu kok Ayah datang terus. Mengajak ikut. Tiap diikuti tapi hilang," tutur Afifi di rumah duka, Jalan Sunan Ampel, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (10/11/2017).
Menurut Afifi, dari awal pernikahan, adiknya itu selalu menutup-nutupi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminnya. Meski begitu, lama-kelamaan keluarga mencium permasalahan itu.
"Keluarga sudah curiga. Tapi selalu ceritanya kalau lebam karena jatuh, 'oh enggak karena ini, karena masak'," kata Afifi meniru pernyataan korban.
Proses gugatan cerai dari Letty kepada suaminya, Helmi, sudah tiga bulan di persidangan. Keduanya juga sudah berpisah sementara dan tinggal di kediaman yang berbeda.
"Yang menjalani hidup kan dia. Tapi kita beri nasihat," Afifi menandaskan.
Pantauan Liputan6.com, keluarga dan tetangga berdatangan ke rumah duka. Jenazah dokter Letty dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kemiri, Rawamangun, Jakarta Timur.
Konsumsi Obat
Diketahui, dokter Helmi, tersangka penembak istri di Cawang, Jakarta Timur, ternyata kerap mengonsumsi obat penenang. Obat itu dia konsumsi ketika stres menyerangnya.
"Lanang tu (orang itu) sering minum obat penenang kalau stres," tutur adik ipar korban, Dedi Tantular, saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (10/11/2017).
Bahkan, Dedi menyebut kalau Helmi adalah seorang psikopat.
"Kakak ipar ambo tu pernah ndak dibakar (kakak ipar saya pernah akan dibakar)," kata dia.
Istri Dedi, Maya Savira Hosen, menambahkan Helmi dan Letty sering cekcok. Gugatan cerai pun dilayangkan setelah terjadi tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang parah.
"Almarhumah telah melaporkan kasus pemukulan tersebut ke kepolisian setempat dan telah dilakukan visum," jelas Maya.
Korban penembakan di Cawang, dokter Letty Sultri, pernah melaporkan suaminya, dokter Helmi, ke polisi. Pada laporan tersebut, Helmi diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Istrinya pernah melaporkan (dokter Helmi) soal kasus KDRT," ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur, Kombes Sapta Maulana, saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 9 November 2017.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Advertisement