2 Pentolan Aksi 411 Tetap Hadir pada Tablig Akbar Garut

Aparat terlihat menjaga ketat pelaksanaan tablig akbar di Garut di Lapangan Kerkof, Jalan Merdeka, Kabupaten Garut, Sabtu pagi ini.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 11 Nov 2017, 11:03 WIB
Tablig Akbar di Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Di tengah penjagaan ketat aparat serta adanya ancaman penolakan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) kabupaten Garut, beberapa waktu lalu, ribuan umat Islam dari berbagai daerah di Jawa Barat, tetap menghadiri tablig akbar, dengan dai utama dua pentolan Aksi Bela Islam 411 Ustaz Bahtiar Nasir dan KH Ahmad Shabri Lubis.

Tablig akbar ini diselenggarakan di Lapangan Kerkof, Jalan Merdeka, Kabupaten Garut, Sabtu (11/11/2017) pagi ini.

"Pengamanannya cukup ketat juga, banyak juga polisinya, kami datang ke sini mau menghadiri tablig akbar, bukan mau aksi demo, kenapa serius begini jaganya," ujar Novi, jemaah asal Kompleks Narogong, Kota Bekasi, Sabtu (11/11/2017).

Novi bersama jemaah muslim lainnya asal Bekasi tidak terpengaruh adanya penolakan dari salah satu ormas terbesar Indonesia itu. Total sekitar 75 kendaraan roda empat berangkat dari kota industri di Jawa Barat itu.

"Berangkatnya tidak bersamaan, ada yang malam dan ada juga yang tadi subuh. Kalau rombongan saya datang ke Garut tadi pukul 3 subuh, sama-sama dengan yang dari Cianjur, Serang, Tangerang. Tapi di sini juga sudah banyak ada yang dari Pangandaran, Ciamis, Banjar," papar dia.

Berdasarkan pantauan di lapangan, ribuan orang jemaah mulai menyemut sejak pukul 08.00 WIB. Agar lapangan mampu menampung lebih banyak orang, para peserta pengajian diharuskan memarkirkan kendaraan di luar kawasan lapangan Kerkof tempat dilangsungkannya pengajian.

Tak ayal, ribuan peserta tablig dengan derap barisan lengkap menggunakan mayoritas baju putih itu, dapat terlihat mulai Mesjid Agung, sekitaran Jalan Cimanuk, Merdeka, dan Pramuka. Bahkan, barisan pengamanan beratributkan ormas FPI tampak sigap mengamankan jalannya pengajian.

Adapun, pengamanan dari pemerintah melalui petugas gabungan unsur TNI, Polri, Dishub, dan Satpol PP tampak disiagakan di luar lapangan. Ada pula pasukan yang berjaga di titik-titik strategis di kawasan Garut Kota seperti di perempatan Jalan Pembangunan dan perempatan Jalan Papandayan.

Sementara, dua dai utama, yakni Bahtiar Nasir dan KH Ahmad Shabri Lubis, belum hadir juga ke muka podium pengajian. Keduanya telah menjajakan kakinya di Garut malam tadi setelah sebelumnya tablig akbar di Kota Tasik. Mereka menumpang mobil rombongan mobil Mitsubishi All New Pajero berwarna putih.

 


Polemik Rencana Tausiah Dua Pentolan Aksi 411 di Garut

Tablig Akbar di Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sebelumnya, PCNU Kabupaten Garut, Jawa Barat, secara tegas menolak kehadiran dua ustaz orator utama Aksi Bela Islam 411 di Jakarta November tahun lalu itu.

Wakil Sekretaris PCNU Garut, Aceng Hilman Umar Basori, mengakui jika lembaganya memberikan penolakan dalam surat tertulis kepada DKM Masjid Agung Garut, perihal kedatangan termasuk rencana dakwah dua tokoh agama yang cukup vokal itu.

"Yang kami tolak itu pengisi acaranya, bukan acaranya. Kami tak menolak pengajiannya, silakan saja. Dulu ada Aa Gym dakwah di Masjid Agung saja kami dukung," ujar Aceng Hilman di Kantor PCNU Garut, Senin (6/11/2017).

Menurutnya, penolakan kehadiran kedua ulama itu bukan tanpa alasan. Berdasarkan kajian yang dilakukan PCNU, ada beberapa faktor pentinya yang menyebabkan lembaganya menolak kehadiran Ustaz Bahtiar Nasir.

"Judulnya saja Garut Bumi Islam. Kalau seperti itu yang di luar Islam tidak boleh tinggal di Garut? Bukannya kami tak setuju, tapi ada prinsip di Islam yang toleran, seimbang, dan menyayangi seluruh umat," ucapnya.

Selain itu, Aceng Hilman menyebut jika dalam spanduk acara, di atas bendera merah putih terdapat bendera yang biasa digunakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Padahal HTI sudah jelas dilarang oleh pemerintah.

Adanya logo tersebut seolah mempertegas eksistensi organisasi ilegal yang memberi ketakutan kepada warga. "Apalagi Bahtiar Nasir cenderung membiarkan radikalisme atas nama agama. Ia (Bahtiar Nasir) tak tegas terhadap paham radikalisme," ujarnya.

Lembaganya menilai isi dakwah Ustaz Bahtiar Nasir memiliki agenda tersembunyi yang dibalut konsep tablig akbar. Karena itu, dengan kedatanganya beberapa waktu lalu dan berceramah ke Garut, PCNU Garut merasa kecolongan.

"Makanya sekarang kami tidak ingin kecolongan lagi. Bukan kami yang harus konfirmasi, tapi mereka (panitia tablig akbar) yang harus menerangkan ke kami," pinta dia.

Untuk itu, dalam menjaga kerukunan dan ketentraman umat beragama di Garut, lembaganya meminta dan menolak dengan tegas, kehadiran Ustaz Bahtiar Nasir ke Garut.

"Jika tetap dilaksanakan, PCNU akan turun ke lapangan untuk mengadang kehadiran Ustaz Bahtiar Nasir ke Masjid Agung Garut," ancam dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya