Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, tak ingin mengulang kekalahannya di Pilkada Bali 5 tahun lalu. Menurut Megawati, ada banyak hal negatif dalam setiap pemilihan pemimpin.
"Saya memang hitungannya tidak ingin menambah keributan, saya mencoba ya tidak apa-apalah sebagai bahan evaluasi sendiri. Karena saya berpendirian tidak akan menggunakan cara-cara yang tidak sehat, sehingga tidak memberikan pelajaran yang baik bagi masyarakat sendiri," kata Megawati di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2017).
Advertisement
Megawati meminta agar Bawaslu dan Panwaslu menggunakan cara yang adil jika ada calon kepala daerah yang menggunakan isu SARA saat kampanye.
"Memilih pemimpin itu untuk pemerintahan bukan untuk agama. Kalau di sini ada pak pendeta itu ada serahkan kepadanya. Tapi ini untuk pemerintahan, ya serahkan untuk pemerintahan," kata dia.
Menurut Megawati, dirinya sudah mendengarkan aspirasi rakyat saat memilih calon pemimpin. Namun, hal itu tak ada gunanya lantaran bayak isu SARA.
"Saya biar kalah tetap tidak apa yang penting tetap hal-hal postitf saya lakukan," kata Megawati.
Megawati meminta agar dalam memilih pemimpin, gunakan cara demokrasi yang positif.
"Tidak dengan menggunakan hal berbau SARA, karena akhirnya yang rugi kita bersama," tandas Megawati.
Saksikan video di bawah ini:
I Wayan Koster Cagub Bali
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri menetapkan I Wayan Koster sebagai calon Gubenur Bali di Pilkada serentak 2018.
Koster merupakan politikus PDIP yang lahir di Singaraja, Bali.
Sebelum menyebut namanya, Mega memuji Koster sebagai orang yang pintar meski tubuhnya kurus dan kecil.
"Orangnya kurus, kecil, tapi ya dia, kalau dia yang saya suruh, saya jadikan dia, tapi pinter juga," ujar Mega saat mengumumkan nama cagub dan cawagub Bali, Sabtu (11/11/2017), di kantor PDIP Menteng, Jakarta.
I Wayan Koster berpasangan dengan Cok Oka Arthadan, yang dipilih PDIP sebagai cawagub Bali.
Advertisement