Dikritik Paksa Anak Kerjakan PR di Kereta, Ini Kisah Sebenarnya

Sebuah video yang menunjukkan seorang anak laki-laki yang mengerjakan pekerjaan rumahnya di kereta memicu kemarahan warganet

oleh Sulung Lahitani diperbarui 13 Nov 2017, 08:00 WIB
Sebuah video yang menunjukkan seorang anak laki-laki yang mengerjakan pekerjaan rumahnya di kereta memicu kemarahan warganet

Liputan6.com, Jakarta Sebuah video yang menunjukkan seorang anak laki-laki yang mengerjakan pekerjaan rumahnya di meja lipat saat naik kereta bawah tanah memicu kemarahan warganet. Pengguna media sosial berlomba-lomba melontarkan kritikan mereka akan anak-anak yang dipaksa orang tua untuk terus-terusan belajar.

"Orang tua terlalu banyak menuntut. Ini bisa membuat anak-anak tertekan," tulis seorang pengguna Weibo.

Meski komentar demikian benar adanya, namun kejadian sebenarnya tidak seperti yang dikira para warganet. Seorang reporter berkesempatan mewawancarai bocah itu seperti dilansir dari Thepaper.cn.

Menurut laporan itu, tak ada bukti bahwa anak itu dipaksa untuk melakukannya. Malahan, ia juga tidak terpaksa saat mengerjakan PR-nya di atas kereta.

Sang ibu pun menjelaskan bahwa anaknya itu mengeluh karena merasa bosan dan bertanya apakah ia bisa mengerjakan PR-nya sehingga memiliki waktu luang lebih banyak saat dia pulang. Dan kebetulan, si ibu baru saja membeli meja lipat baru untuk si anak.

 


Cerita Sebenarnya

"Anak saya mengatakan kalau ia merasa bosan selama perjalanan pulang. Jadi, ia menanyakan pada saya mungkinkah ia diperbolehkan menyelesaikan PR di kereta agar bisa bermain di rumah," ujar si ibu.

Laporan itu tidak menyebutkan nama wanita dan anaknya. Juga tidak menjelaskan mengapa anaknya memiliki banyak PR. Tapi alasan si ibu masuk akal dan memang tidak memaksa anaknya. Sang ibu mengatakan kalau anaknya mengerjakan PR di kereta bukanlah sesuatu yang sering ia lakukan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya