Liputan6.com, Manado - Warga Biaro, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, sudah lama tak menikmati layanan listrik 1x24 jam dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tercatat kurang lebih selama 19 tahun, warga di daerah yang berbatasan dengan Filipina itu hanya memperoleh listrik 12 jam per hari.
Listrik masuk di Biaro sejak 1998, dengan layanan sepekan terbagi dua model layanan yakni Senin-Kamis aliran listrik mulai pukul 17.00 Wita sampai dengan 06.00 Wita. Sedangkan Jumat dan Sabtu mulai pukul 08.00 Wita sampai 13.00 Wita.
Advertisement
Kondisi ini membuat warga di Biaro melakukan kegiatan yang memerlukan listrik hanya pada malam hari. Antara lain menyetrika, menampung air, dan menonton televisi.
Layanan listrik secara utuh telah menjadi dambaan warga sejak listrik masuk. Namun, harapan itu belum juga terealisasi.
"Ya, sudah sejak lama, tapi sampai sekarang belum adanya realisasi," beber Fransiskus Hari, warga Biaro, Jumat 10 November 2017.
Dia mengatakan, dari layanan 12 per hari itu pun ada yang tidak mengalir penuh. Kadang kala, layanan hanya mulai pukul 18.00 Wita, tapi sudah diputus alirannya pukul 04.00 Wita.
"Jadi memang kami tak menikmati pelayanan ini secara bagus," Fransiskus.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Berdampak Pada Layanan Kesehatan
Belum stabil layanan listrik ini juga berdampak pada pelayanan kesehatan. Kepala Puskesmas Biaro Esterlitas Laghari mengaku sangat terkendala dalam upaya memaksimalkan pelkes.
"Saya berharap segera adanya perubahan. Kondisi seperti sekarang memang sangat mengganggu pelayanan kesehatan," ungkap Laghari.
Mengatasi hal itu, pihaknya menggunakan mesin generator untuk memaksimalkan pelayanan.
Sementara pihak PLN telah menjanjikan tahun ini pelayanan listrik 1x24 segera dinikmati warga Biaro sebagaimana pernyataan Koordinator Distribusi PLN Biaro, Sofian Papona.
Baca Juga
Advertisement