Pernyataan Aktivis atas Aksi Gila Dokter Tembak Istri

Dalam kasus dokter tembak istri, pengaku mengaku gila dan menerima bisikan gaib.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 13 Nov 2017, 19:00 WIB
Aktivis perempuan Bengkulu mengecak aksi pura pura gila yang dilakukan Ryan Helmi dokter yang menembak mati istrinya (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Kalangan aktivis memantau perjalanan kasus dokter tembak istri sendiri pada Jumat, 10 November 2017. Pengakuan tersangkanya, Ryan Helmi, yang mengaku gila di depan tim penyidik kepolisian mendapat kecaman keras dari aktivis pembela kaum perempuan di Bengkulu.

Aktivis perempuan yang juga koordinator Yayasan Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan untuk Perempuan dan Anak (PUPA) Provinsi Bengkulu, Susi Handayani, menyatakan perilaku pura-pura gila yang dimainkan oleh Ryan Helmi jangan cepat dipercaya. Tersangka saat ini sedang berupaya mencari alasan pembenaran atas tindakan yang dilakukannya dan mengelak dari ancaman hukuman berat yang menantinya.

"Ini pola pengingkaran yang dilakukan. Jangan pura-pura gila, dia harus bertanggung-jawab," ucap Susi saat dihubungi di Bengkulu, Senin (13/11/2017).

Ryan Helmi dalam peristiwa dokter tembak istri ini, menurut Susi, secara sadar dan disengaja melakukan tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sebelum peristiwa puncaknya, yaitu pembunuhan berencana, itu terjadi. Sebab, dari rekam jejak kasus yang dilakukan aparat kepolisian, korban pernah melaporkan kasus KDRT ini ke pihak kepolisian, sebelum akhirnya mengambil langkah mengajukan gugatan perceraian.

Susi mengatakan, jika tersangka terus mengelak dan tidak fokus menjawab pertayaaan penyidik, tidak usah langsung dipercaya. Bisa saja itu dilakukannya untuk mengalihkan perhatian dan berupaya mengkaburkan proses hukum yang harus dilaluinya secara normal.

"Harus dilakukan pemeriksaan psikologis, tetapi harus menunggu kondisi tersangka stabil. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan," kata Susi Handayani.

Dokter Ryan Helmi, tersangka penembak istri, dokter Letty Sultri, hingga tewas digiring dari tahanan Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan lanjutan pada Jumat, 10 November 2017. Pria 41 tahun itu terus menutupi wajahnya saat dicecar wartawan.

Helmi mengaku tega memberondong peluru ke tubuh istrinya lantaran mendapatkan bisikan gaib. Dia mengaku mendapatkan perintah untuk menghabisi nyawa istrinya.

"(Karena) Diperintah, diperintah," ujar Helmi di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Helmi berbicara ngelantur saat ditanya alasan membunuh istrinya. Helmi menyebut dia membunuh Letty lantaran ingin mengejar jiwa istrinya yang ia yakini akan berpindah ke tubuh lain.

"Jiwa Letty akan datang ke tubuh yang lain. Aku mau ngejar dia," lanjut Helmi.

Hingga saat ini, polisi belum bisa menyimpulkan motif dokter tembak istri yang menyebabkan kematian dokter Letty Sultri tersebut. Sebab, keterangan pelaku kerap berubah-ubah. Namun, polisi menduga aksi itu dilatarbelakangi masalah rumah tangga.

Saksikan tayangan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya