Penari-Penari Wakatobi Wave Pingsan dan Kesurupan

Para penari Wakatobi Wave yang menunggu giliran tampil tiba-tiba tumbang jelang acara dimulai.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 13 Nov 2017, 16:31 WIB
Salah satu event di Wakatobi Wave 2017, yang disebut Kariaa (kemeriahan), sejumlah remaja dipikul dan diarak menggunakan alat yang disebut kasondaa (tandu). Foto: (Akbar Fua/Liputan6.com)

Liputan6.com, Waktobi - Belasan penari yang akan tampil di Wakatobi Wave 2017 tiba-tiba pingsan sebelum opening ceremony dimulai, Sabtu, 11 November 2017. Bahkan di antara belasan penari pingsan yang semuanya wanita dan masih berusia remaja itu, ada yang kesurupan.

Diduga, belasan penari itu pingsan dan kesurupan karena terlalu lama menunggu untuk tampil. Mereka dehidrasi, sehingga roboh di tengah lapangan, bahkan sebelum upacara pembukaan dimulai.

Pantauan Liputan6.com, panitia sempat kelabakan menghadapi peserta yang pingsan dan tiba-tiba kesurupan. Tidak ingin acara terhambat, sejumlah peserta yang pingsan langsung dilarikan menuju tenda perawatan yang berada di belakang panggung.

"Mereka sepertinya capai dan tak kuat fisik, sebab sejak pukul 11.00 Wita pagi mereka sudah bersiap di Lapangan Merdeka Wangi-Wangi," ujar Liana, salah satu pendamping peserta tarian, Sabtu, 11 November 2017.

Liana menjelaskan, para penari yang menunggu giliran tampil tiba-tiba tumbang jelang acara dimulai. Mereka sudah berkumpul sejak pukul 11.00 Wita, padahal jadwal tampil baru dimulai pukul 15.30 Wita.

Setelah diberi minuman manis, beberapa peserta langsung siuman. Lainnya, perlu beberapa lama untuk sadar meskipun tidak bertenaga lagi untuk tampil menari. Mereka juga sempat terlihat meracau dan mengamuk seperti kehilangan kendali.

Peserta tarian kolosal pada opening ceremony Wakatobi Wave melibatkan 1.500 penari. Peserta sebanyak ini diambil dari sejumlah pelajar sekolah dasar, menengah pertama dan menengah atas di Wakatobi.

Ia menjelaskan, para penari sudah dilatih sejak sebulan lamanya untuk membentuk koreografi Pulau Wakatobi sebagai segitiga karang dunia. Namun karena terlalu lama menunggu, mereka malah pingsan dan beberapa di antaranya kesurupan.  

Festival kebudayaan ini, merupakan agenda tahunan nasional untuk mempromosikan wisata di Kepulauan Wakatobi pada level nasional dan internasional. Rangkaian perhelatan ini sudah berlangsung sepekan sebelumnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 


Kendala Transportasi

Peserta Wakatobi Wave yang pingsan pada saat opening Ceremony Wakatobi Wave 2017, diduga karena dehidrasi saat menunggu jadwal tampil. Foto: (Akbar Fua/Liputan6.com)

Jalur transportasi yang masih sulit diakses untuk menuju Kepulauan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, menjadi salah satu hambatan utama  bagi wisatawan mancanegara.  Puncaknya, pada opening ceremony Wakatobi Wave (Wonderful Festival  and Expo) 2017, Senin (13/11/2017).

Lebih kurang, tercatat hanya 4.000 wisatawan asing yang datang selama tiga hari di Wakatobi Wave, sejak Sabtu, 11 November 2017. Wisatawan ini kebanyakan berasal dari sejumlah negara di Eropa, Amerika, Jepang, dan Australia.

Malah, hanya sebagian dari jumlah sebanyak ini yang menghabiskan waktu di Wakatobi Wave 2017. Sisanya memilih mencari dan mendatangi sejumlah spot diving dan snorkeling yang tersebar di beberapa pulau terdekat.

Malah, lantaran kendala transportasi, sejumlah daerah yang akan mengirimkan peserta langsung membatalkan secara tiba-tiba. Alasannya, butuh waktu lama jika melalui jalur laut. Hambatan dari jalur transportasi ini juga diakui Bupati Wakatobi, H. Arhawi.

Sementara, Bandara Udara Matahora yang ada belum efektif untuk menggaet turis. Selain lahan yang kecil, sejumlah maskapai juga belum memberikan jawaban untuk membuka jalur penerbangan ke Wakatobi.

"Jalur transportasi harus bagus dan ini yang belum kami punya. Kami harap ini akan menjadi perhatian, sehingga jalur transportasi ke Wakatobi bisa menjadi perhatian pemerintah pusat," ujar Arhawi.

Hingga saat ini, hanya ada dua maskapai di Wakatobi, yaitu Garuda Indonesia dan Wings Air. Kedua maskapai ini, belum maksimal menjadi penghubung di antara Wakatobi dengan kota-kota lainnya di seluruh Indonesia.

Dikatakan Arhawi, pihaknya sudah melobi sejumlah maskapai penerbangan yang akan membuka jalur ke Wakatobi. Namun, perlu sejumlah diskusi dan eksekusi yang harus melibatkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan pemerintah pusat.


Ratusan Fotografer Ramaikan Wakatobi Wave

Peserta Wakatobi Wave yang pingsan pada saat opening Ceremony Wakatobi Wave 2017, diduga karena dehidrasi saat menunggu jadwal tampil. Foto: (Akbar Fua/Liputan6.com)

Panitia mencatat, ada sekitar 8.500 peserta turut meramaikan even Wakatobi Wave 2017. Selain itu, sebanyak 300 fotografer nasional yang didatangkan panita juga hadir pada ajang ini. Mulai dari fotografer wilayah Sulawesi hingga sejumlah wilayah di Jawa. Ratusan peserta sebanyak ini datang dari kalangan komunitas fotografer, media, pegawai pemerintahan, dan masyarakat umum.

Untuk lomba fotografi yang mengambil di wilayah sekitar kepulauan Wangi-Wangi dan sekitarnya, Pemda Wakatobi memberikan total hadiah sebesar Rp 54 juta. Sehingga, baik fotografer lokal dan nasional ikut hunting spot foto terbaik di seputaran Kepulauan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi.

Wakatobi Wave 2017 merupakan lanjutan ajang yang sudah digelar tujuh kali berturut-turut sejak 2010. Semenjak Wakatobi dinobatkan sebagai 10 destinasi wisata utama di Indonesia, dari hari ke hari, gugusan pulau karang ini makin berbenah.

Sejumlah lomba dan festival kebudayaan ikut meramaikan ajang ini. Di antaranya, lomba foto bawah laut, lomba foto keindahan alam Wakatobi, lomba diving sambil membersihkan sampah bawah laut, dan lomba lari 10 kilometer Keliling Pulau Wangi-Wangi.

Even budaya meliputi, upacara adat Boti, Karia, expo hasil industri, kuliner budaya, tari kolosal dan parade budaya. Juga, ada dua acara menarik, yakni simposium nasional mengenai penguatan potensi maritim di wilayah laut Banda dan pertemuan raja-raja Nusantara.

Asisten Menteri Kemaritiman RI, Agus Purwoto, menyatakan sejauh ini masih banyak hal yang perlu dibenahi di Wakatobi. Mulai dari kesiapan sumber daya manusia, hingga strategi yang dibangun Pemda dalam meningkatkan jumlah pengunjung Wakatobi.

"Kami melihat keseriusan masyarakat dalam membangun dan mengembangkan wisata di kepulauan ini. Hal ini akan kami pastikan menjadi pertimbangan dan perhatian Menteri Kemaritiman yang akan kami sampaikan di Jakarta," ujar Agus Purwoto.

Ditakakan Agus, kesiapan sumber daya manusia, menjadi yang utama dalam mengembangkan dan mencapai visi pemerintah Wakatobi. Sehingga, jika tak dikejar sejak hari ini, penduduk Wakatobi tidak menutup kemungkinan akan didatangi pekerja asing karena keunggulan sumber daya manusia mereka.


Bupati Targetkan 500 Ribu Kunjungan Hingga 2019

Kerja keras Pemerintah Wakatobi untuk menjadikan wilayah ini sebagai "Bali Kedua" di Indonesia ditargetkan akan mencapai puncaknya pada 2019.

Bupati Wakatobi, H Arhawi, menyatakan hingga 2019, pihaknya menargetkan 500 ribu kunjungan hingga 2019. Target kunjungan 2017 sebanyak 40.000 hingga 45.000 wisatawan sudah berhasil dilakukan

Caranya, dengan memaksimalkan empat sumber daya kemaritiman dan wisata yang ada di empat gugusan Pulau Wakatobi. Keempatnya, yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Meskipun, keempat wilayah ini memerlukan kerja keras dan dukungan pemerintah daerah dan nasional.

"Ini tiada lain tujuannya untuk memperkuat posisi Wakatobi sebagai top 10 destinasi wisata di Indonesia," ujar Bupati Wakatobi, H Arhawi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya