Banyuwangi Ethno Carnival, Etalase Seni yang Patut Diapresiasi

Menko PMK, Puan Maharani mengatakan bahwa Banyuwangi Ethno Carnival merupakan salah satu bentuk “etalase” seni yang patut mendapat apresiasi

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 13 Nov 2017, 14:40 WIB
Menko PMK, Puan Maharani mengatakan bahwa Banyuwangi Ethno Carnival merupakan salah satu bentuk “etalase” seni yang patut mendapat apresiasi

Liputan6.com, Banyuwangi Kegiatan gelar budaya Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) merupakan bagian dari upaya semua pihak untuk membangun kesadaran pentingnya kekuatan atas potensi yang dimiliki bangsa Indonesia yaitu Budaya. Produk Budaya itu juga diketahui sangat beragam, mulai dari kain, kuliner, kesenian, ukiran, kerajinan dan sebagainya.

Sebagai ajang resmi tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2011, pesta budaya Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani dapat memberikan dampak bagi perekonomian berbasis budaya masyarakat dan usaha kecil menengah di Kabupaten Banyuwangi.

Menko PMK mengingatkan dan mengajak Bangsa Indonesia untuk mensyukuri karunia dan rahmat dari Allah SWT, yang telah melimpahkan berbagai kekayaan sumber daya alam, budaya, keindahan alam dan panorama yang indah.

“Menjadi tugas kita bersama, untuk memanfaatkannya demi memperteguh jiwa Bhineka Tunggal Ika, meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta membangun kepribadian bangsa yang berkebudayaan,” papar Puan Maharani dalam sambutan sekaligus secara resmi membuka BEC 2017 di Taman Blambangan, Kab Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu siang.

Menurutnya pula, penyelenggaraan Banyuwangi Ethno Carnival yang digelar untuk ke-7 kalinya ini merupakan wadah untuk menumbuhkan kreatifitas rakyat Banyuwangi sekaligus mengangkat potensi wisata Kabupaten Banyuwangi.

“Dengan menghadirkan tema dari kultur budaya dan kearifan lokal yang berbeda-beda setiap tahun, membuktikan bahwa Banyuwangi Ethno Carnival merupakan salah satu bentuk “etalase” seni yang patut mendapat apresiasi.”

Dengan jumlah wisatawan yang mencapai empat juta wisatawan dari target 2,5 juta pada akhir tahun 2016, telah membuktikan sekali lagi bahwa Kab Banyuwangi yang memiliki julukan sebagai The Sunrise of Java, merupakan salah satu destinasi pariwisata andalan Indonesia di masa yang akan datang.

Menko PMK mengapresiasi pula berbagai upaya Pemkab Banyuwangi dan jajarannya, masyarakat serta seluruh pihak yang membawa nama Banyuwangi hingga semakin terkenal baik di dalam maupun luar negeri.

Adapun tema Banyuwangi Ethno Carnival 2017 ini adalah “Majestic Ijen” yang akan mempertontonkan keagungan Gunung Ijen yang sangat dibanggakan Masyarakat Banyuwangi. Explorasi Gunung Ijen akan disuguhkan melalui  peragaan kostum bertema penambang belerang, blue fire, dan kawah Ijen.

Sebelum pembukaan, Menko PMK berkesempatan memberikan secara simbolis bantuan kepada lima anak yatim piatu berupa alat tulis dan uang saku; lima anak penerima manfaat program garda ampuh; dan lima lansia penerima rantang kasih. Kedua program terakhir merupakan program unggulan milik Pemkab Banyuwangi.

Acara pembukaan BEC 2017 dihadiri antara lain Menteri Pariwisata, Arief Yahya; Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas; Wabup Banyuwangi; Anggota Komisi IV DPR RI; Perwakilan Badan Promosi Pariwisata dari Sulawesi dan NTT; Plt. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, I Nyoman Shuida; Budayawan dan Tokoh Agama se-Kab Banyuwangi; Duta Anak Muda dari 21 negara sahabat; Korporasi, Masyarakat Banyuwangi, wisatawan, dan media nasional.

 

Powered By:

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya