4 Pemain Muda Calon Bintang Masa Depan Timnas Italia

Timnas Italia butuh regenerasi.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 13 Nov 2017, 19:30 WIB
Patrick Cutrone tak cemas jarang dimainkan sebagai starter AC Milan. (twitter.com/acmilan/media)

Liputan6.com, Roma - Sepak bola Italia dinilai mengalami penurunan, terutama setelah Gli Azzurri terancam gagal lolos ke Piala Dunia 2018. Regenerasi dalam sepak bola Italia dianggap cukup lambat.

Pemain-pemain muda tidak banyak mendapat kesempatan mengenakan Timnas Italia senior. Padahal, tidak sedikit wonderkid Italia yang patut ditambah jam terbangnya.

Banyak legenda sepak bola yang berasal dari Italia. Negeri Spaghetti ini tidak pernah kehabisan stok pemain berbakat istimewa, seperti Francesco Totti, Andrea Pirlo, Gianluigi Buffon, yang bersinar satu dekade terakhir. Timnas Italia perlu bangkit.

Italia juga punya klub-klub besar penghasil pemain-pemain hebat di masa depan. Juventus, AS Roma, Inter Milan, AC Milan, Lazio, hingga Atalanta memiliki akademi yang bagus.

Musim ini, sejumlah nama pemain muda Timnas Italia memperlihatkan kualitas mereka. Para pemain belia ini bukan tidak mungkin menjadi tulang punggung Timnas Italia di masa depan.

Berikut daftar wonderkid Italia versi Sportskeeda:

 


4. Federico Chiesa

Federico dan Enrico Chiesa. (Viona News)

Ketika ayah Anda pemain yang punya penampilan 380 laga di Serie A dan mencetak 200 gol, putranya akan memicu perhatian. Apalagi ketika sang putra juga merupakan pesepak bola.

Hal ini dialami Federico Chiesa, putra dari Enrico Chiesa. Lazio, Sampdoria, Parma, dan Fiorentina pernah diperkuat Enrico Chiesa selama kariernya.

Kini, putranya, Federico Chiesa baru berusia 20 tahun dan sudah mampu menembus tim utama Fiorentina. Posisi asli Federico sebagai winger, tapi juga bisa berperan menjadi gelandang.

Dia juga pengumpan yang bagus dengan akurasi passing-nya mencapai 84.7 persen. Teknik dan kecepatan Federico Chiesa di atas rata-rata pemain muda seusianya.


3. Manuel Locatelli

Aksi pemain AEK Athens, Lazaros Christodoulopoulos (bawah)menghalau bola dari pemain AC Milan, Manuel Locatelli pada laga grup D Piala Europa di San Siro Stadium, Milan, (19/10/2017). AC Milan bermain imbang 0-0. AFP/Marco Bertorello)

Manuel Locatelli mencuri perhatian selama musim 2016/2017. Setelah sukses membawa Italia U-19 lolos ke final Piala Eropa U-19, Locatelli mulai dipercaya pelatih Milan Vincenzo Montella main di tim utama.

Kepercayaan tersebut tak disia-siakan Locatelli. Pemuda 19 tahun itu musim lalu mencetak gol penentu 1-0 MIlan atas Juventus. Yang lebih spesial, Locatelli memperdaya Gianluigi Buffon.

Dia menempati posisi gelandang bertahan dengan kemampuan tekel yang sangat kuat. Locatelli mampu menjadi tameng bagi empat pemain bertahan AC Milan.

Meski terdapat kekurangan, seperti dalam duel udara dan fisiknya, masih terdapat ruang baginya untuk berkembang. Locatelli akan menjadi gelandang penting Timnas Italia di masa depan.


2. Patrick Cutrone

Selebrasi Patrick Cutrone usai mencetak gol kemenangan 3-2 AC Milan atas Rijeka. Milan pun berhak meraih tiga poin pada laga kedua Grup D Liga Europa 2017/2018 di San Siro, Jumat (29/9/2017) dinihari WIB. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Penyerang 19 tahun ini mencuri perhatian selama pramusim bersama AC Milan. Cutrone kerap mencetak gol pada laga uji coba sehingga pelatih Vincenzo Montella sering memberinya kesempatan bermain di Serie A 2017-2018.

Kesempatan dari Montella ini tidak disia-siakan Cutrone. Dia total sudah membukukan lima gol di berbagai ajang resmi yang diikuti Milan musim ini.

Kehebatan Cutrone membuat Montella beberapa kali mencadangkan dua penyerang mahal yang dibeli Milan musim panas lalu, Andre Silva dan Nikola Kalinic.

Jika terus konsisten, Cutrone bisa jadi striker masa depan Italia. Gaya main Cutrone mirip dengan Filippo Inzaghi. Dia pandai mencari ruang kosong di kotak penalti.


1. Moise Kean

Striker Juventus, Moise Kean, saat tampil melawan Pescara pada laga Serie A di Stadion Juventus, Turin, Sabtu (19/11/2016). (AFP/Marco Bertorello)

Moise Kean mencetak sejarah di Liga Champions dan Liga Italia Serie-A bersama Juventus. Kean pemain pertama kelahiran 2000 yang tampil di Liga Champions, demikian juga di Liga Italia.

Kean mencetak gol pertamanya di level senior pada musim lalu ketika Juventus menghadapi Bologna. Namanya disebut-sebut sebagai calon penyerang berbahaya di masa depan. Kini Kean dipinjamkan Bianconeri ke Verona. 

Italia akan beruntung memiliki pemain yang punya kecepatan dan kekuatan mengesankan seperti Kean. Usianya baru 17 tahun, tapi naluri dan kontrolnya di kotak penalti lawan seperti pemain matang.

Kean bakal menjadi mimpi buruk bek-bek lawan ketika usianya sudah cukup matang. Namun, Italia harus bergerak cepat, karena Kean juga berdarah Pantai Gading.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya