Liputan6.com, Berlin - Volkswagen atau dikenal dengan sebutan VW, tak mau kalah dengan perusahaan otomotif lainnya yang saat ini banyak mengembangkan kendaraan berteknologi listrik.
Sebab perusahaan berbasis Wolfsburg, Jerman ini sedang membahas untuk mengembangkan sebuah VW Beetle versi listrik. Hal itupun diungkapkan Chief Executive Officer VW, Herbert Diess kepada majalah asal Inggris, Autocar.
Baca Juga
Advertisement
Seperti dilansir Carscoops, Senin (13/11/2017), Herbert menyatakan, jika pihak petinggi VW memberikan lampu hijau, maka VW kodok versi listrik akan menggunakan platform MEB yang juga dipersiapkan pada mobil konsep ID Buzz.
Lebih lanjut Herbert menuturkan, meski masih dalam tahap pembicaraan, namun usulan mobil listrik tersebut mendapatkan respon cukup baik dari para anggota dewan VW.
Kata dia, mobil listrik yang dibuat VW akan lebih emosional dan dibutuhkan seperti saat ini.
"Jika ingin menjadikan Beetle, listrik akan jauh lebih baik dari model saat ini, lebih dekat dengan sejarah masa lalunya, karena mobil itu akan menggunakan penggerak roda belakang," ucapnya.
"Akan tetapi kami memiliki platform yang sangat fleksibel. Kami bisa melakukan hal apapun: seperti penggerak roda depan, penggerak roda belakang, atau penggerak empat roda (all wheel drive)," tambahnya.
Belum disebutkan apakah desainnya akan berubah dan tidak cembung lagi. Namun jika itu benar direalisasikan tentu akan menarik, si VW kodok lebih bertransformasi menjadi sangat modern.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
VW Kodok Terancam Disuntik Mati
Isu soal penghentian produksi Volkswagen Beetle sebetulnya telah terdengar sejak tahun lalu. Mobil yang di Indonesia lebih familiar dengan sebutan Kodok ini disebut akan tak lagi ada di jalur produksi tahun depan.
Namun demikian, isu-isu tersebut berhembus liar tanpa ada pernyataan apapun dari para petinggi pabrikan. Baru di sidang tahunan VW yang dihelat di Wolfsburg, Jerman, 5 Mei lalu lah salah seorang petinggi mau buka suara.
Arno Antlitz, Board Member for Controlling and Accounting, mengatakan bahwa Kodok, bersama model Scirocco, meski punya nama yang besar, tidak berarti akan terus menerus dipertahankan. Satu-satunya pertimbangan adalah soal untung-rugi.
"Beetle dan Scirocco adalah perwakilan dari kelas kendaraan yang emosional dan menarik, namun perencanaan produk VW tidak selalu tentang melanjutkan produksi mobil dari satu generasi ke generasi selanjutnya," ujarnya, dikutip dari vwvortex.com.
Dia bahkan mengatakan model-model yang akan datang sangat mungkin mengisi celah yang mungkin akan ditinggalkan dua model tersebut.
Sayang Antlitz tidak menjelaskan lebih spesifik soal ini. Ia tidak menjawab secara langsung apakah benar Kodok akan berhenti berproduksi atau tidak.
Jika pertimbangannya memang bisnis, maka wajar jika Kodok akan dihapus. Angka penjualannya begitu minim. Tahun lalu misalnya, Beetle hanya terjual 25 ribu unit saja, angka itu setara dengan sebulan penjualan Golf di Januari kemarin.
Kabar ini juga berkaitan dengan penghematan yang harus dilakukan VW. Mereka harus mengencangkan ikat pinggang demi menuntaskan ganti rugi di kasus Dieselgate. Tentu tidak menguntungkan terus memproduksi model yang tak terlalu laris.
Advertisement