Liputan6.com, Jakarta Tenang, jangan terburu baper dulu dengan judul di atas. Pernahkah Anda merasa kemampuan dan keahlian Anda diremehkan oleh lelaki secara verbal maupun sikap hanya kerena dia merasa lebih berkompeten? Kemudian hal itu membuatnya berhak merendahkan dan menggurui Anda? Isu diskriminasi gender itulah yang coba diangkat Teater Koma dalam pementasan terbarunya yang bertajuk "Sie Jin Kwie, Melawan Siluman Barat".
Dalam pertunjukan yang merupakan produksi ke-150 teater yang sudah berdiri sejak 40 tahun ini, sang sutradara Nano Riantiarno seolah menyorot isu diskriminasi gender secara terbuka dan blak-blakan.
Advertisement
Lakon "Sie Jin Kwie, Melawan Siluman Barat" mengisahkan tentang menantu perempuan Sie Jin Kwie bernama Hwan Lie Hoa yang diangkat Raja Li menjadi Panglima Besar Pasukan Tang setelah Sie Jin Kwie gugur di medan perang. Tugas Hwan Lie Hoa adalah mengalahkan Jenderal Souw Po Tong dan menaklukkan kerajaan Tartar Barat yang dibantu para siluman dan Dewa Jahat.
Sebagai jenderal perang, kemampuan dan keahlian Hwa Lie Hoa sangat disegani oleh pasukannya. Ia memimpin pasukannya dengan gagah berani, tegas, dan penuh semangat. Namun ketika berhadapan dengan musuh-musuhnya yang kebanyakan lelaki, reaksi pertama yang didapatkan Hwan Lie Hoa adalah rasa sangsi dalam bentuk ujaran bersifat seksis.
Dalam satu adegan dikisahkan Hwa Lie Hoa berhadapan dengan Souw Bun Thong yang merupakan salah satu jenderal perang dari kerajaan Tartar Barat. Sebelum berduel, Souw Bun Thong memuji kecantikan Hwa Lie Hoa dan menyayangkan perempuan secantik dia harus melakukan pekerjaan kasar, yaitu berperang.
Souw Bun Thong juga meremehkan kemampuan Hwa Lie Hoa dengan mengatakan akan mengajarinya cara berkelahi dan menunjukkan cara menggunakan pedang karena ia merasa jenderal wanita itu tidak becus dalam peperangan, sebuah dunia yang didominasi kaum pria. Bahkan secara terang-terangan Souw Bun Thong berkata, “Sini, sini aku kawini saja!”.
Sie Jin Kwie
Meskipun di akhir duel, ia akhirnya kalah di tangan Hwa Lie Hoa. Sikap inilah yang termasuk kategori diskriminasi gender dan hal tersebut terjadi beberapa kali dalam pementasan ini. Banyak hal yang juga disorot Teater Koma dalam pementasan tersebut, di antaranya kritik terhadap pemerintahan, birokrasi, juga tren budaya yang sedang menjangkiti kaum milenial.
Semuanya dikemas secara apik dalam pertunjukan Wayang Tavip yang lucu dan segar, sehingga membuat penonton tertawa. Selain itu, pementasan yang didukung oleh Idris Pulungan, Tuti Hartati, Budi Ros dan lain-lain tersebut juga mengajarkan tentang sikap kepahlawanan dan pengabdian kepada Tanah Air dan bangsa tanpa tendensi akan harta maupun kekuasaan.
“Sie Jin Kwie, Melawan Siluman Barat adalah lakon yang mustahil. Mungkin yang sekarang kita lawan adalah siluman juga,” ujar sutradara Nano Riantiarno secara filosofis.
"Lakon Sie Jin Kwie, Melawan Siluman Barat" merupakan lakon keempat yang menutup kisah ketiga lakon Sie Jin Kwie sebelumnya yang dipentaskan sejak tahun 2010. Sie Jin Kwie, Melawan Siluman Barat masih dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki selama tanggal 10-19 November 2017.
Ana Fauziyah
Advertisement