Liputan6.com, Jakarta Sebagian lelaki terutama anak-anak merasa takut kala harus disunat. Salah satunya karena persepsi disunat itu menyakitkan dan tak sedikit yang trauma setelahnya.
Lalu apa yang bisa orang tua lakukan untuk setidaknya meminimalkan ketakutan yang bisa berujung trauma?
Advertisement
"Persiapkan anak. Ingat rasa sakit dipengaruhi persepsi. Jadi, kalau mau membantu anak, usahakan agar dia tidak menambah persepsi negatifnya," ujar ahli psikologi anak, Firesta Farizal MPsi,
Dia mengingatkan, persepsi negatif anak soal sunat ditambah faktor psikologis yang terlibat bisa memperparah rasa sakit dan ini memunculkan trauma.Oleh karena itu, orangtua perlu membantu anak agar faktor psikologis dan persepsi negatif ini tak semakin parah.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Orangtua jangan bohong
"Anak jangan dibohongi. Orangtua harus menjadi figur yang harus dipercaya oleh anak. Kalau terus berlanjut dibohongi, anak bisa berkembang menjadi mudah cemas, takut, gangguan kecemasan, anak tidak lagi percaya dengan orangtua, menarik diri," papar Firesta.
Sebaiknya, beri penjelasan pada anak secara baik-baik. Jangan mengancam atau membohongi anak dan menerima apa yang anak rasakan misalnya dengan kata-kata: "Memang sakit, sabar ya".
Lalu yang tak kalah penting memberikan dukungan dan pujian atas keberanian anak. "Hal ini dilakukan supaya rasa nyeri tidak memunculkan dampak terlalu negatif pada anak," kata Firesta. (Lia Wanadriani Santosa/Antara News)
Advertisement