Penyerapan Tenaga Kerja akan Meningkat di 2018, Ini Alasannya

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) optimis penyerapan tenaga kerja di 2018 akan kembali meningkat.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Nov 2017, 17:30 WIB
Demo buruh di Balai Kota DKI Jakarta (Liputan6.com/ Ika Defianti)

Liputan6.com, Jakarta Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) optimis penyerapan tenaga kerja di 2018 akan kembali meningkat. Keadaan akan membaik karena penyerapan tenaga terus mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir.

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta mengatakan, ada sejumlah indikator yang akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di tahun depan. Pertama, alokasi dana desa yang diarahkan untuk penciptaan program padat karya. Dengan demikian, sumber daya manusia (SDM) di pedesaan diharapkan bisa terserap.

"Dengan adanya beberapa indikator, ada program cash for work dana desa untuk program padat karya. Ini akan menambah jam kerja para angkatan kerja," ujar dia di kawasan Harmoni, Jakarta, Rabu (15/11/2017).

Kedua, akan adanya dua gelaran akbar yang akan dilaksanakan di Indonesia pada tahun depan, yaitu Asian Games dan Annual Meeting IMF-World Bank. Meski menyediakan lapangan kerjanya yang bersifat sementara, namun akan menyerap SDM yang ada.

"Ada event-event internasional mulai dari Asian Games. Ini akan berikan pekerjaan meski temporer. Juga ada kebijakan afirmatif dari pemerintah," kata dia.

Kemudian, naiknya posisi Indonesia dalam kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB) ke peringkat 72. Hal ini diyakini akan mendorong ekspansi dan investasi di dalam negeri yang mampu membuka lebih banyak lapangan kerja.

"Dan peringkat Indonesia di EoDB, ini mempecepat sektor riil untuk ke tahapan ekspansi.‎ Jadi meski tahun depan adalah tahun politik tapi suasana ekonomi Indonesia masih favorable untuk lakukan kegiatan ekonomi," tandas dia.

Sebagai informasi, dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan penyerapan tenaga kerja dari investasi yang masuk ke Indonesia terus mengalami penurunan. Pada 2015, masuknya investasi mampu menyerap 900 ribu pekerja, pada 2016 turun menjadi 700 ribu pekerja. Dan hingga Juni 2017, penyerapan tenaga kerja tersebut kembali turun menjadi hanya 250 ribu pekerja.

 


Pengangguran Bertambah

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 10 ribu orang menjadi 7,04 juta orang pada Agustus 2017. Adapun realisasi Agustus 2016 sebesar 7,03 juta orang. Pertambahan ‎jumlah orang yang menganggur ini seiring peningkatan jumlah angkatan kerja di Indonesia.

"Dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 10 ribu orang menjadi 7,04 juta di Agustus 2017," kata Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (6/11/2017).

Dari data BPS, jumlah pengangguran pada Agustus 2016 mencapai 7,03 juta, sementara di Februari 2017, angkanya 7,01 juta. Namun, dilihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus ini turun 0,11 poin dari 5,61 di Agustus 2016 menjadi 5,50 di periode yang sama tahun ini. Adapun, TPT pada Februari 2017 sebesar 5,33.

"Jumlah angkatan kerja yang masuk mencapai 3 juta orang per tahun, jadi komposisi pekerja dan penganggurannya akan terus naik seiring jumlah penduduk. Tapi ‎yang penting persentase TPT-nya turun," Kecuk menerangkan.

Data BPS menunjukkan jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2017 sebanyak 128,06 juta orang. Jumlah ini naik 2,62 juta dibanding realisasi Agustus 2016 ‎yang sebanyak 125,44 juta orang. Sementara untuk Februari 2017 mencapai 131,55 juta orang yang masuk angkatan kerja

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya