Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengapresiasi adanya aplikasi JKN untuk peserta BPJS Kesehatan. Namun dia berharap, aplikasi ini tidak sekadar memberikan informasi kepersertaan tapi juga menjadi pusat data kesehatan.
"Ini aplikasi ke-17 berkonten kesehatan. Jadi kalau mau ketemu dokter, tidak perlu langsung ke rumah sakit. Dari konsul, ke rumah sakit sampai menunggu obat itu saya perkirakan bisa makan waktu sampai 4 jam 20 menit. Itu sebabnya, banyak anak muda ciptakan aplikasi digital," katanya di sela-sela Grand Launching Mobile JKN, di kantor pusat BPJS Kesehatan, Rabu (15/11/2017).
Advertisement
Rudiantara menuturkan, aplikasi berbasis andorid atau iOS ini bukan hanya mencegah antrean mengular di rumah sakit tapi juga memudahkan masyarakat.
"Selesai konsul, resep disetujui, dalam dua jam obat sampe dikirim gojek. Jadi lebih murah dan mudah, kan," tuturnya.
Ihwal aplikasi JKN, pengaruhnya akan luar biasa karena menyangkut jutaan peserta. Sebut saja dalam kasus diabetes. "Kalau misalnya penderita diabetes 20 persen saja dari seluruh peserta, berarti ada 14 juta orang yang minum obat. Ada berapa obat yang bisa diawasi sehingga akses pelayanan bisa lebih murah. Ini akan memberikan kontribusi bagi industri farmasi juga."
Simak juga video menarik berikut ini:
Kekurangan dokter
Rudiantara melanjutkan, di Indonesia dokter masih belum menyebar hingga ke pelosok. Hal ini berbuntut pada kebutuhan dokter yang masih minim.
Dengan adanya berbagai macam aplikasi kesehatan, dia berharap, masyarakat di kota maupun pelosok dan pedalaman bisa bertanya dulu masalah kesehatannya melalui aplikasi, sakit apa, kalau migrain sebelah mana dan sebagainya.
"Mungkin ini lebih bermanfaat. Dan BPJS Kesehatan bukan lagi menjadi asuransi kesehatan tapi menjadi ujung tombak restrukturisasi yang datanya bisa dimanfaatkan untuk industri digital," ujarnya.
Rudiantara menambahkan, program-program seperti Desa Broadband, Program Palapa Ring, Refarming 4G diharapkan juga bisa mempermudah akses seluruh masyarakat untuk bisa memanfaatkan aplikasi kesehatan.
Advertisement