Pee Mae Mai, Kisah 'Hantu Janda' yang Sempat Gegerkan Thailand

Menurut masyarakat setempat, cerita tersebut berdasarkan pada kisah nyata yang terjadi antara tahun 1851 hingga 1868.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Nov 2017, 07:11 WIB
Arwah Mae Nak Phra Khanon dikurung dan disimpan (Instagram/gilliesmellie)

Liputan6.com, Bangkok - Pee Mae Mai adalah sebuah kisah hantu perempuan Thailand yang begitu populer di Negeri Gajah Putih. Menurut masyarakat setempat, cerita tersebut berdasarkan pada kisah nyata yang terjadi antara tahun 1851 hingga 1868.

Meski sudah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lalu, kisah menyeramkan hantu wanita ini masih melekat di benak warga. Salah satu contoh kasus yang sempat menghebohkan warga Thailand terjadi pada tahun 2013.

Dikutip dari laman Bangkok Post, Kamis (16/11/2017), penduduk desa Tambon Tha Sawang, Surin, Thailand ramai-ramai menggantukan baju merah milik mereka di muka rumah.

Pada mulanya, banyak yang mengira jika hal tersebut dilakukan untuk keperluan kampanye politik. Ternyata, hal tersebut dilakukan sebagai upayab mengusir hantu, yang lain dan tak bukan adalah Pee Mae Mai.

Aktivitas menggantung baju merah di halaman rumah bukan tanpa alasan. Pasalnya, ada sepuluh orang yang meninggal secara misterius pada Januari 2013.

Kesepuluh pria tersebut meninggal dunia dalam kondisi yang tak biasa. Ada yang tengah tidur, tiba-tiba jatuh dan kehilangan nyawa saat berjalan.

Dokter di wilayah tersebut kemudian diturunkan, pihaknya menilai para korban meninggal karena masalah penapasan.

Tak puas dengan keterangan dokter, warga desa di desa tersebut lantas memanggil perantara arwah. Kepada penduduk desa, dukun tersebut berkata, ada 'hantu janda' atau Pee Mae Mai.

Atas saran dukun, warga desa diminta untuk menggantungkan baju merah di luar rumah untuk mengusir roh jahat. Ketakutan warga semakin bertambah ketika dukun menyebut, keluarga yang punya anak laki-laki lebih rentan didatangi hantu.

Pada saat itu, rumor tentang kehadiran 'hantu janda' menyebar hingga ke wilayah lain, seperti Chom Phra dan Tha Tum.

"Alasan menggantungkan kaos merah tak menunjukkan pandangan politik, tapi karena aku mengkhawatirkan keselamatan keponakan saya. Jujur aku tak terlalu percaya dengan cerita itu, tapi apa salahnya jaga-jaga," kata seorang warga desa, yang berusia 61 tahun.

Kelompok berkaos merah, atau yang disebut United Front for Democracy Against Dictatorship (UDD) adalah kelompok penentang kelompok kaos kuning atau People's Alliance for Democracy (PAD).

Kubu kaos merah dikenal sebagai pihak yang mendukung kudeta militer 19 September 2006.

 


Asal Usul Cerita Hantu Pee Mae Mai

Diceritakan, hiduplah seorang gadis cantik bernama Nak yang menikah dengan pria yang ia cintai bernama Tid Mak. Perjalanan rumah tangga keduanya malah diuji, ketika sang suami harus ditugaskan menjadi anggota Angkatan Darat.

Dikutip dari laman Toptenz.net, pada kondisi seperti ini Tid Mak harus meninggalkan istrinya yang tengah hamil. Sementara Tid Mak pergi, Nak mengalami komplikasi fatal saat melahirkan dan meninggal bersama anaknya.

Karena kecintaan yang tulus kepada sang suami, Nak memilih untuk tidak menyeberang ke dunia lain dan memilih untuk menjadi arwah di dunia nyata. Ketika Tid Mak pulang ke rumah ia melihat sang istri tengah menggendong sang buah hati yang lucu.

Padahal sang suami tak tahu isu kematian istrinya. Karena tak mau Tid Mak mengetahui kematian dirinya, Nak nekad membunuh siapa saja yang berusaha untuk membocorkan rahasia tersebut. Untuk beberapa waktu hidup mereka berjalan bahagia seperti sedia kala.

Hingga akhirnya ada beberapa tetangga yang usil akan rumah tangga mereka. Suatu hari Tid Mak dibuat curiga ketika muncul hal aneh yang ditunjukkan sang istri. Saat sedang memasak Nak mencoba ingin meraih jeruk nipis yang jauh dari jangkauannya. Tiba-tiba tangan Nak memanjang di luar kemampuan manusia pada umumnya.

Tanpa sepengetahuan sang istri, Tid Mak mulai curiga bahwa sang istri adalah sosok hantu. Rasa takut di dalam hati terus membayangi karena sang suami tak mau hidup bersama seorang hantu. Hingga akhirnya Tid Mak melarikan diri ke kuil terdekat sehingga Nak tak dapat mengejarnya.

Ketika Nak menyadari bahwa Tid Mak telah melarikan diri, hal tersebut membuat dirinya sedih bukan main. Duka itu berubah menjadi kemarahan yang mengakibatkan Nak membunuh beberapa tetangganya.

Karena tak mau berurusan dengan Nak, para tetangga menggunakan jasa pengusir setan. Pada akhirnya arwah Nak berhasil ditangkap dan di masukkan ke dalam toples dan dibuang jauh-jauh.

Selama bertahun-tahun desa ini hidup dengan damai. Namun seseorang secara tak sengaja membuka toples tersebut yang mengakibatkan arwahnya kembali.

Kali ini seorang biksu bernama Somdej Toh mengambil alih kejadian ini dan memenjarakan arwah Nak. Ketika sang biksu meninggal arwah Nak yang terkurung disimpan oleh anggota kerajaan untuk memastikan bahwa arwah Nak tak dapat berkeliaran kembali.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya