Liputan6.com, Palangka Raya - Ada yang menarik saat Gubernur Kalteng (Kalimantan Tengah) Sugianto Sabran memberikan sambutan di kegiatan yang diadakan Satgas Saber Pungli Pusat di salah satu hotel berbintang kawasan Danum, Kota Palangka Raya.
"Saya hampir dipenjara akibat menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 27 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerimaan dan Pengelolaan Sumbangan Pihak Ketiga," ucap Gubernur Kalteng sembari berlinang air mata, Rabu, 15 November 2017.
Padahal, semua kiprahnya sebagai gubernur semata untuk menyejahterakan masyarakat Kalteng. "Paling tidak, dengan sumbangan pihak ketiga ini, kita bisa membangun infrastruktur, pembangunan ekonomi lainnya untuk masyarakat," ujar mantan anggota DPR RI 2009-2014 tersebut.
Sang Gubernur bahkan sempat bertemu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto. "Saya sampaikan, bimbing saya, Pak. Kalau memang saya salah, saya siap. Tapi, kalau demi rakyat Kalteng, tolong bantu kami berikan jalan keluar," ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Untuk diketahui, kontroversi Pergub Kalteng yang mengatur sumbangan dari pihak lain akan segera berakhir. Hal ini setelah adanya kesiapan Gubernur Kalteng untuk merevisi Pergub Nomor 27 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerimaan dan Pengelolaan Sumbangan Pihak Ketiga kepada Pemerintah Provinsi Kalteng.
Pergub yang kontroversial itu berisi antara lain mengatur sumbangan dari para pengusaha yang bergerak di sektor tambang, perkebunan kelapa sawit, dan kehutanan. Semua sumbangan itu nantinya akan masuk dalam kas daerah dan rencananya akan digunakan untuk menunjang pembangunan di Kalteng.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tetesan Air Mata Gubernur NTT
Cerita kepala daerah yang meneteskan air mata pernah pula terjadi di Seba, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), pertengahan Desember 2016. Ketika itu Gubernur NTT Frans Lebu Raya menjenguk tujuh siswa sekolah dasar korban penyerangan dan penikaman di Sabu Raijua.
Di Puskesmas Seba, Gubernur NTT didampingi seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah memasuki ruangan rawat inap tujuh siswa SD tersebut. "Bagaimana keadaanmu, cepat sembuh ya," kata Gubernur kepada salah satu korban penyerangan tersebut di Puskesmas Seba, Rabu, 14 Desember 2016.
Gubernur NTT bahkan sempat meneteskan air matanya ketika melihat secara langsung kondisi ketujuh siswa SD tersebut. Ia berharap, para siswa tersebut bisa segera sehat kembali dan tidak mengalami trauma, sehingga aktivitas sekolah bisa berjalan kembali.
Orang nomor satu di NTT tersebut juga memberikan motivasi kepada orangtua dari korban, sekaligus memberikan penguatan agar tetap mendorong anak-anak mereka untuk sekolah. Pemerintah Provinsi NTT juga memberikan bantuan berupa uang tunai serta obat-obatan bagi puskesmas serta orangtua korban.
Gubernur menekankan, kasus penyerangan tersebut adalah murni kriminalitas. "Saya tekankan ini bukan konflik SARA, ini murni kriminalitas sehingga jangan percaya adanya isu-isu yang hanya memperuncing masalah," ia menekankan.
Gubernur NTT juga meninjau lokasi penikaman siswa SDN 1 Seba di Kecamatan Sabu Barat, Sabu Raijua. Gubernur juga berkoordinasi dengan sejumlah tokoh agama setempat.
Advertisement