Tak Selalu Negatif, Main Gawai Juga Baik untuk Anak

Peneliti Australia percaya bahwa orangtua perlu mengurangi kekhawatiran tentang jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak mereka di depan gawai

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2017, 17:00 WIB
Ilustrasi anak main gawai. Foto: gabworthy

Liputan6.com, Jakarta Peneliti Australia percaya bahwa orangtua perlu mengurangi kekhawatiran tentang jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak mereka di depan perangkat digital atau gawai.

Para ilmuwan di Universitas Edith Cowan, Australia Barat, mengatakan bahwa selain memberikan dampak buruk, penggunaan gawai juga dapat memberi mereka keuntungan begitu mereka memulai sekolah.

Penelitian yang dipimpin Donnell Holloway mengatakan apa yang disebut "gap aplikasi" melebar di antara anak-anak berdasarkan tingkat akses mereka.

"Ada kecenderungan tren yang berkembang di mana para guru mengatakan anekdot bahwa beberapa anak yang lebih muda lebih siap bersekolah,” kata Holloway kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC).

"Karena aplikasi yang mereka gunakan di rumah, mereka lebih siap di bidang seperti kemampuan baca tulis, berhitung, dan keterampilan teknis dalam menggunakan iPad dan komputer,” ungkapnya.

Tablet dan ponsel pintar telah meningkatkan keaksaraan digital pada usia yang lebih muda, tambahnya.

"Sebelum teknologi layar sentuh, anak kecil memiliki masalah besar dalam mengakses komputer. Bahkan kesulitan untuk memainkan mouse dan keyboard,” ujar Holloway.

"Sekarang dengan teknologi layar sentuh, semuanya sangat mudah diakses. Jadi, di sinilah orang tua dan anak-anak mulai melakukan pembelajaran awal,” ujarnya. 

 

Saksikan juga video berikut: 

 


Perbedaan sikap orangtua

Holloway mendesak orangtua untuk tidak terlalu memberi tekanan terhadap waktu menonton anak-anak mereka.

"Mereka harus rileks dan kehilangan rasa bersalah. Pikirkan saja tentang konten yang diakses anak-anak lebih dari batas waktu tertentu," katanya.

Tim Holloway menemukan perbedaan sikap di antara orangtua yang mengenalkan gawai layar sentuh pada awal pembelajaran kepada anak mereka dengan keluarga yang menolak penggunaan teknologi sama sekali.

Shelley Hill dari Dewan Orangtua Australia mengatakan bahwa terdapat panduan resmi, yakni penggunaan gadget sebaiknya tidak diberikan pada bayi yang baru lahir hingga usia dua tahun. Sementara penggunaan gadget kurang dari satu jam untuk anak usia dua hingga lima tahun di bawah pengawasan.

"Mereka sangat ketinggalan zaman dan mereka perlu ditinjau ulang, namun secara umum, kami menyarankan orangtua untuk sangat jelas dan memperhatikan apa yang anak mereka lakukan," kata Hill diberitakan Xinhua.

(Sella Panduarsa Gareta/AntaraNews)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya