Liputan6.com, Jakarta - Perangkat Android menguasai pasar dibandingkan perangkat dengan sistem operasi (OS) lainnya. Google mencatat, ada 2 juta perangkat Android yang beredar di dunia.
Sayangnya dari angka tersebut, perangkat dengan OS Android lawas lebih banyak dibandingkan dengan yang memakai OS terbaru.
Baca Juga
Advertisement
Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Business Insider, Kamis (16/11/2017), sekitar 42 persen perangkat Android tidak pernah diperbarui sejak 2014.
Hardware Engineer Dan Luu mencatat, setidaknya 1 miliar perangkat Android tidak pernah diperbarui OS-nya selama dua tahun terakhir.
Sekadar diketahui saat ini ada delapan tipe OS Android yang digunakan dan menurut data Android Developers 2017, selama beberapa minggu, dari jumlah Android yang membuka Google Play tercatat ada 0,3 persen perangkat yang menggunakan OS Oreo. Sementara, 21 persen memakai OS Nougat dan 31 persen menjalankan OS Marshmallow.
Sisanya, 27 persen menggunakan Lollipop, 6 persen Jelly Bean, 14 persen KitKat, dan 0,5 persen memakai Ice Cream Sandwich.
Ini yang Terjadi Kalau OS Tidak Diperbarui
Tidak diperbaruinya perangkat ke OS terbaru ini menimbulkan tantangan, salah satunya lambatnya akses pengguna ke teknologi baru. Hal ini cukup masuk akal lantaran OS lama tidak memiliki kekuatan pemrosesan untuk mendukung teknologi baru.
Tantangan lain adalah masalah keamanan. Bagaimanapun, banyaknya jenis OS yang beredar membuat Google kesulitan mengatasi dan memperbaiki keamanan dengan baik. Risiko buruk bisa dialami oleh pengguna seperti serangan malware dan lain-lain.
Masalah lainnya, adopsi OS terbaru yang lambat. Misalnya saja Lollipop (2014) dan Marshmallow (2015) kini digunakan pada 24 persen perangkat. Sementara, OS yang lebih baru yakni Nougat baru dipasang pada 21 persen perangkat.
Guna mempercepat adopsi Google pun memperkenalkan Project Treble seiring hadirnya OS Android Oreo. Dengan begitu, diharapkan vendor smartphone Android bisa lebih cepat merilis pembaruan OS terbaru.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement