Liputan6.com, Jingchuan - Sebuah peti berisi tulang belulang manusia beserta lebih dari 260 patung berukiran Buddha ditemukan sekitar lima tahun lalu di Provinsi Jingchuan, China. Diduga, peti itu memuat sisa badan Siddhartha Gautama alias Buddha yang telah dikremasi.
Dilansir dari laman Daily mail, Kamis (16/11/2017), terdapat sekitar 2.000 kepingan sisa kremasi jasad seseorang, termasuk gigi dan tulang. Sementara itu, koleksi patung setinggi 2,6 meter tersebut memiliki ukiran berbentuk Buddha dan dewa.
Advertisement
Para arkeolog juga menemukan sebuah prasasti tertera pada peti, yang bertuliskan: "Para biarawan dari Sekolah Teratai Yunjiang dan Zhiming, yang masih menjadi bagian dari Kuil Manjusri pada Biara Longxing di Provinsi Jingzhou, mengumpulkan lebih dari dua ribu keping sarira atau relik Buddha, termasuk gigi dan tulang Buddha. Itu terkubur di aula Kuil Manjusri ini."
Arkeolog masih mempertanyakan, apakah kumpulan tulang Buddha dan patung-patung itu terkubur pada waktu yang sama. Kumpulan patung sendiri diduga dibuat antara masa Dinasti Wei (386-534 Masehi) dan Dinasti Song (960-1279 Masehi).
Penemuan itu kemudian turut dipublikasikan dalam bahasa Inggris pada jurnal berjudul Chinese Cultural Relics.
Buddha sendiri terlahir di Nepal dengan nama Siddhartha Gautama. Menurut banyak teks suci agama Buddha, Siddharta lalu menyebarkan ajaran yang dianutnya di timur India sekitar abad ke-6 dan 4.
Siddharta meninggal di usia 80. Jasadnya dikremasi dan sisa pembakaran dirinya dibagikan kepada para pengikut dan bangsawan setempat di zamannya.
Pada awalnya, sisa tubuh seperti tulang itu hanya ditujukan pada satu klan saja, yakni klan Shakya. Namun, enam klan lain dan seorang raja turut menuntut peninggalan suci tersebut.
Demi menghindari terjadinya pertempuran, pemuka agama kemudian membagi potongan sisa tubuh itu ke dalam 10 bagian: delapan bagian sisa tubuh seperti tulang, satu abu sisa kremasi pada onggokan kayu pembakar, dan satu abu untuk disimpan di dalam pot.
Satu abu bagian akhir itu kemudian dimasukkan ke dalam stupa untuk dapat disembah oleh para pengikutnya.
Temuan Terkait Buddha Lainnya
Sebelumnya, pada awal tahun ini juga ditemukan sebuah patung Buddha kuno pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di China, yang diperkirakan berusia 600 tahun.
Patung tersebut diperkirakan memiliki tinggi 3,8 meter dan diukir ke tebing.
Penduduk setempat kali pertama menyaksikan kepala patung Buddha pada Desember 2016, saat level permukaan air anjlok 10 meter.
Patung sang Buddha yang dibuat dari batu itu membelakangi tebing. Wajahnya yang tenang menghadap ke depan.
Keberadaannya yang baru terungkap menarik minat wisatawan maupun penduduk setempat. Mereka menganggapnya pertanda keberuntungan.
Para arkeolog mengatakan, patung tersebut diduga berasal dari Dinasti Ming (1368-1644).
"Studi awal memberikan petunjuk, patung itu mungkin dibuat pada awal Dinasti Ming, bahkan mungkin sebelumnya, pada masa Dinasti Yuan," kata Xu Changqin dari Research Institute of Archaeology di Provinsi Jiangxi, seperti dikutip dari CNN, Selasa, 17 Januari 2017.
Para arkeolog menyebutkan, patung tersebut bisa jadi adalah petunjuk awal keberadaan harta karun arkeologis di bawah permukaan air yang belum terkuak.
Bagian kuil juga ditemukan di bawah air. Sebuah catatan sejarah setempat menyebut, lokasi keberadaan waduk tersebut sesuai dengan letak reruntuhan kota kuno bernama Xiaoshi.
Xu mengatakan, tim arkeologi bawah air sedang menyelidiki patung tersebut, juga mencari keberadaan kota kuno yang diperkirakan. Upaya pelestarian akan dilakukan terhadap peninggalan bersejarah itu.
Advertisement