Liputan6.com, Beijing - Banyak pihak menuding Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berpaling dari hal-hal terkait hak asasi manusia (HAM) dan kebebasan pers dalam lawatan Asianya yang baru saja berakhir.
Dikutip dari VOA Indonesia pada Jumat (17/11/2017), Human Rights Watch (HRW) dan Reporters Without Borders (RSF) menuduh Trump seolah membiarkan terjadinya praktik pelanggaran HAM dan antipers yang dijalankan oleh beberapa rezim pemerintahan otoriter di Asia.
Advertisement
Brad Adams selaku Direktur HRW Asia mengatakan, "Suara AS mengenai HAM telah hilang."
Sementara itu, Kepala Cabang Asia Pasifik RSF Daniel Bastard berseru, "Trump telah membiarkan pemimpin otoriter di Asia berbuat semaunya."
RSF mengecam Trump setelah membiarkan Presiden China, Xi Jinping, melarang adanya pertanyaan pers dalam lawatannya di Beijing.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan, sesi tanya jawab itu ditiadakan atas desakan dari pemerintah China.
Sebelumnya pada 2009, Presiden Barack Obama juga dikecam keras lantaran tidak mengizinkan reporter bertanya dalam kunjungan pertamanya di Beijing.
Obama kemudian meyakinkan pers Tiongkok untuk membuka pertanyaan, saat ia kembali berkunjung ke China lima tahun mendatang.