Liputan6.com, New York - Harga minyak berakhir turun seiring meningkatnya kekhawatiran tentang pertumbuhan produksi dan persediaan di AS, meskipun muncul harapan jika produsen minyak besar dunia akan memperpanjang langkah pemotongan di akhir bulan ini.
Melansir laman Reuters, Jumat (17/11/2017) harga minyak mentah Brent LCOc1 turun 51 sen atau 0,8 persen menjadi US$ 61,36 per barel.
Advertisement
Sementara minyak mentah AS turun untuk sesi keempat berturut-turut, berakhir turun 19 sen atau 0,3 persen menjadi US$ 55,14 per barel.
Harga minyak telah tergelincir dari level tertinggi dua tahunnya dalam sepekan terakhir. Ini dipicu tanda-tanda bahwa produksi minyak AS mempengaruhi upaya OPEC untuk memperketat pasar.
Harapan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan menyetujui untuk memperpanjang kesepakatan untuk memangkas produksi bersama produsen besar dunia lainnya di Wina pada November, telah mengimbangi beberapa tekanan ke harga minyak baru-baru ini.
Kini, beberapa analis yakin akan ada kejelasan arah di pasar sampai setelah OPEC bertemu pada 30 November.
"Produksi minyak AS tidak melambat. Jika impor minyak tetap tinggi dan ekspor tidak rebound, maka bullish mulai memudar," kata Kyle Cooper, Analis IAF Advisors di Houston.
Persediaan Minyak AS
Lembaga Administrasi Informasi Energi AS menyebutkan jika persediaan minyak mentah dalam negeri meningkat untuk minggu kedua, mencapai 1,9 juta barel dalam sepekan sampai November. Stok bensin juga tercatat naik.
Pertumbuhan pasokan minyak AS diperkirakan akan mencapai lebih dari 80 persen dalam dekade berikutnya. Produksi minyak mentah AS mencapai rekor 9,65 juta barel per hari.
Sebaliknya, ahli strategi komoditas RBC Michael Tran mencatat bahwa sebagian besar persediaan minyak dunia lainnya sesuai dengan rata-rata historis.
"Bukan suatu kebetulan bahwa reli harga minyak baru-baru ini telah terjadi bersamaan dengan beberapa minggu perubahan rekor dalam ekspor," tulisnya.
OPEC dan eksportir non-OPEC termasuk Rusia sepakat untuk mengurangi produksi minyak mentah sebesar 1,8 juta bph kurun Januari tahun ini dan Maret 2018 untuk meningkatkan harga. Ini merupakan kesepakatan setahun yang lalu.
Advertisement