Liputan6.com, New York - Harga emas sedikit melemah jelang akhir pekan ini. Hal yang mempengaruhi harga emas antara lain seiring langkah Dewan Perwakilan Rakyat yang mengeluarkan kebijakan pemotongan pajak versinya.
Serta kekhawatiran investor perihal kemungkinan perubahan dalam kebijakan fiskal melawan dampak kenaikan suku bunga yang sangat diharapkan.
Melansir laman Reuters, Jumat 917/11/2017), harga emas di pasar Spot turun 0,1 persen menjadi US$ 1,277.80 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menetap 50 sen atau 0,04 persen menjadi US$ 1,278.20 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
DPR mengeluarkan sebuah undang-undang untuk memotong tarif pajak federal perusahaan, usaha kecil dan individu. Namun Senat belum memberikan suaranya.
"Pajak akan menentukan apa yang negara inginkan dan berefek pada dolar, serta akan berpengaruh ke emas," kata John Lawrence, Pedagang Logam senior untuk Heraeus Logam Mulia di New York.
Sejauh ini di bulan November, emas telah diperdagangkan dalam kisaran yang ketat dengan turun US$ 24 per ounce.
Harga Logam Lainnya
Ahli Strategi Logam Mulia ICBC Standard Bank, Tom Kendall mengatakan, alasan perdagangan emas sempat rebound seiring prospek kenaikan suku bunga di AS berhadapan dengan dukungan terhadap ketidakpastian kebijakan fiskal.
"Keduanya agak mendorong dan menarik imbal hasil global dan dengan harga emas," dia menambahkan.
Adapun Dolar sedikit menguat. Ini membuat emas lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Suku bunga yang lebih tinggi menahan pembelian emas.
Pedagang melihat peluang 96,7 persen jika Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga pada pertemuan yang berlangsung di 13 Desember. Ini akan menjadi kenaikan suku bunga ketiga oleh the Fed tahun ini.
Untuk logam mulia lainnya, harga Paladium naik 0,4 persen menjadi US$ 987,50 setelah menyentuh level terendah dua minggu pada hari Rabu.
Harga perak naik 0,4 persen menjadi US$ 17,06 per ounce dan Platinum naik 0,1 persen pada US$ 932 per ounce.
Advertisement