Liputan6.com, Perth - Apa yang terjadi pada gunting atau botol krim tangan yang terpaksa Anda serahkan ke pihak keamanan bandara sebelum naik pesawat?
Rupanya, seperti dilansir dari Australia Plus pada Jumat (17/11/2017), setiap bulannya, sejumlah bandara di Australia mengumpulkan barang-barang penumpang yang hilang atau disita tiap bulannya, untuk kemudian dilelang ke publik.
Advertisement
Pihak bandara sendiri melarang beberapa barang seperti gunting, pisau dan korek api, untuk dibawa masuk oleh penumpang. Barang-barang itu lalu diserahkan pada petugas bandara dan tak pernah diminta kembali.
Beberapa barang yang ditemukan terkadang bernilai mahal, seperti patung Buddha emas, peralatan komputer, perhiasan, hingga kamera.
Selama tujuh tahun terakhir, barang-barang temuan dan sitaan itu dikumpulkan dan dikemas, lalu dikirim ke Rumah Lelang Ross. Hasil pelelangan dapat berkisar pada angka di atas 180.000 dolar Australia (Rp 1,8 miliar).
Uang dengan jumlah besar tersebut kemudian disumbangkan untuk amal.
Pistol Mainan Dilarang Dibawa ke Kabin
Penggorengan dan senapan mainan tak boleh masuk pesawat. Banyak orang tak menyadari bahwa senjata mainan, atau barang lain yang bisa menyebabkan kerusakan serius, bahkan pesawat tak bisa terbang.
"Kami memiliki piston mobil, senapan Nerf, panci baru dan bekas. Seseorang merasa bahwa ide yang cerdas untuk membawa rantai logam besar ke dalam pesawat,” kata Dave Crofts dari Rumah Lelang Ross.
"Kami juga punya pisau berburu yang sangat tajam. Akan sangat jelas bagi saya bahwa Anda seharusnya tak membawa benda itu ke pesawat tapi seseorang memilih begitu dan sayangnya itu harus diserahkan."
Beberapa barang tak lazim juga ditemukaan. Meski demikian, jumlah total barang hilang dan sitaan itulah yang sangat mengejutkan Dave Crofts dari rumah lelang tersebut.
"Kami lebih terkejut dengan volume dan nilainya ketimbang munculnya sejumlah barang pribadi yang tak lazim," kata Dave.
"Ada patung buddha emas di sini saat ini, peralatan IT, perhiasan, kamera."
Item yang lebih kecil, seperti gunting dan korek api, tidak dijual secara terpisah tapi dihitung per kotak.
"Apa yang tidak biasa adalah bahwa pada pelelangan terakhir kami, seseorang membeli 12 kotak dari barang sitaan itu," kata Dave.
"Ketika ia datang menjemput barang-barang itu, saya penasaran dengan apa yang akan ia lakukan terhadap mereka dan orang ini adalah seorang seniman.”
"Mungkin di pameran Sculptures By The Sea tahun depan, Anda akan melihat barang-barang sitaan itu dirangkai menjadi sebuah patung," tutup Dave.
Baca Juga