Sumbang Buku Jadi Tiket Masuk Ngayogjazz 2017

Ngayogjazz akan kembali digelar dengan menampilkan beragam hiburan musik jazz yang baru.

oleh Yanuar H diperbarui 17 Nov 2017, 10:46 WIB
Ngayogjazz akan kembali digelar dengan menampilkan beragam hiburan musik jazz yang baru. Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Yogyakarta Selalu ada alasan untuk datang kembali ke Yogyakarta. Selain suasana dan anekaragam kulinernya yang membuat kangen, dalam waktu dekat Yogyakarta juga akan menggelar Ngayogjazz 2017. Digelar di dusun Kledokan, Selomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, acara musik jazz terbesar di Yogyakarya ini dijadwalkan berlangsung besok, 18 November 2017.

Dengan semangat "Wani NgeJazz Luhur Wekasane", acara ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat terhadap musik jazz, baik yang ada di Jogja maupun luar kota.

Bambang Paningron tuan rumah Ngayogjazz mengatakan, tagline yang diambil dari peribahasa Jawa “Wani Ngalah Luhur Wekasane” berarti siapa yang berani mengalah akan mendapatkan kemenangan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat musik jazz. 

"Ini akan menarik wisatawan datang ke Yogyakarta karena sudah menggandeng Kementerian Pariwisata," katanya di Inside by Melia hotel Kamis (16/11/2017).

Bambang mengatakan, akan ada Panggung Permainan Musik Jazz, pasar zazz, pameran foto, dan pentas kesenian tradisional. Tahun ini juga ada lima panggung yang akan diisi Panggung Doorstoot, Panggung Gerilya, Panggung Markas, Panggung Serbu, dan Panggung Merdeka.

 


Buku sebagai Tiket Masuk

Satu hal lagi yang baru dari ngayogjazz adanya kerjasama dengan Komunitas Jendela membuat sebuah gerakan sosial yang mengumpulkan buku tulis kosong pada pelaksanaan Ngayogjazz tahun 2017 ini. Pengunjung Ngayogjazz diharapkan untuk membawa buku tulis ataupun buku gambar kosong sebagai pengganti tiket masuk.

"Tahun ini ada tiket yaitu tiketnya buku tulis. Setiap orang bisa membawa satu buku tulis atau buku gambar akan dikirim keluar Jawa," katanya.

Sementara itu Garin Nugroho pengamat Ngayogjazz mengatakan, acara tahunan ini memiliki rasa yang berbeda karena selalu digelar di lokasi pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia pun berharap acara ini dapat berjalan lancar.

"Salut dan selamat ngejazz secara guyub gayeng greget," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya