5 Kali Letusan Tembakan Saat Menyalakan Kompor Gas

Tiga saksi mendengar bunyi letusan beruntun. Salah satu menyebut lima kali bunyi letusan yang diduga tembakan saat sedang menyalakan kompor.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2017, 11:31 WIB
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jayapura - Kepolisian Resor Jayapura Kota tengah menyelidiki penembakan di rumah salah satu warga di Jalan Kali Acai, Kelurahan Waim Whorock, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, Kamis, 16 Agustus 2017.

Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal pada Kamis malam mengatakan bahwa penembakan itu terjadi pada Kamis dini hari sekitar pukul 03.45 WIT.

"Jajaran penyidik dari Polres Jayapura Kota dan Polsek Abepura masih menyelidiki pelaku yang melakukan penembakan di rumah milik Yanto (34), yang mengenai truk miliknya yang diparkir di dalam garasi," katanya dilansir Antara.

Kasus itu, kata Kamal, bermula ketika Yanto bangun tidur pada pukul 06.00 WIT. Ia kemudian menuju garasi mobil untuk memanaskan mobil truk, tapi terkejut dengan kondisi kaca truk bagian depan yang pecah.

"Setelah diperiksa Yanto mendapati dua proyektil peluru pada kap mobil bagian depan dan di bawah setir mobil, sehingga korban melapor ke Polsek Abepura guna penanganan lebih lanjut," katanya.

Kamal mengatakan, berdasarkan keterangan dari para saksi, didapatkan sejumlah informasi terkait peristiwa itu. Salah satunya keterangan dari saksi bernama Sugito yang mengaku sedang menyalakan kompor gas untuk memotong ayam saat mendengar bunyi letusan sebanyak lima kali.

"Karena penasaran, saksi melihat ke arah jalan dan melihat seseorang yang berlari ke arah Jalan Pantai Enggros," katanya.

Sementara, saksi atas nama Munir, yang saat itu sedang membersihkan kedelai, mendengar bunyi letusan lebih dari dua kali. Ia kemudian mendengar langkah kaki orang berlari, tapi tidak mendengar adanya keributan.

"Sedangkan saksi atas nama Supriadi yang hendak mempersiapkan diri untuk menunaikan salat Subuh, tiba-tiba mendengar bunyi letusan secara berulang kali. Karena penasaran, dia membuka jendela, tapi tidak melihat kejadian apa-apa," katanya.

Kamal menambahkan selain dua proyektil peluru ditemukan di bagian depan kap mobil truk, pagar garasi terlihat peyot, dan ada lubang pada penutup pagar yang diduga bekas tembakan.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Konvoi Mobil Pegawai Freeport

Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar dengan pasukan TNI di Tembagapura

Manajemen PT Freeport Indonesia memberangkatkan satu konvoi bus menuju area Tembagapura, Mimika, Papua, pada Kamis (16/11/2017) pukul 12.00 WIT dari Terminal Gorong-Gorong Timika.

Konvoi tersebut merupakan konvoi pertama yang diberangkatkan Freeport pasca-penembakan oleh kelompok bersenjata yang menewaskan Bripka (Anumerta) Firman personel Brimob Detasemen B Polda Papua di sekitar mile 69, Rabu, 15 November 2017, pukul 03.50 WIT.

Seorang petugas keamanan Freeport di Terminal Bus Gorong-gorong mengatakan sebanyak satu konvoi atau 12 bus telah diberangkatkan pukul 12.00 WIT dengan pengawalan anggota Satuan Tugas Pengamanan Objek Vital Nasional.

Menurutnya, untuk Rabu, konvoi bus Timika-Tembagapura hanya satu kali, sedangkan konvoi Tembagapura-Timika sama sekali tidak ada.

"Sesuai jadwal untuk hari ini, dua kali, yaitu pada pagi hari pukul 07.30 WIT dan siang pukul 14.00 WIT. Namun, berdasarkan informasi yang kami dapat dari pihak keamanan, bahwa hanya satu konvoi saja untuk hari ini," katanya.

Sebelumnya, ratusan karyawan yang hendak naik ke area Tembagapura telah bersiap-siap di Terminal Gorong-Gorong Timika dan langsung berangkat pukul 07.30 WIT.

Rencana keberangkatan konvoi pada pukul 08.30 WIT. Namun, karena lama menunggu kepastian keberangkatan, sebagian karyawan akhirnya memilih untuk pulang.

Bahkan kemarin, konvoi pertama bus pada pukul 07.30 WIT terpaksa dihentikan dengan alasan keamanan. Ratusan karyawan yang sudah naik ke dalam bus terpaksa turun dan kembali ke rumah masing-masing.

Menurut informasi yang dihimpun, konvoi pertama dari Tembagapura-Timika kemarin juga putar arah di Mile 63. Pasalnya, jalan di area itu dipalang oleh kelompok bersenjata dengan menggunakan pohon-pohon yang ditumbangkan menghalangi badan jalan.

Manajemen Freeport sejak penembakan pada 17 Agustus 2017 di area jalan tambang mulai mengurangi konvoi bus karyawan melalui jalur darat yang sebelumnya tiga kali sehari pada pagi, siang, dan sore, menjadi dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya