Liputan6.com, Jakarta Sejumlah orang percaya, mandi dengan pemutih bisa mengurangi infeksi bakteri dan gejala eksim (atopic dermatitis). Tetapi, penelitian Northwestern Medicine tidak menemukan perbedaan dalam efektivitas mandi pemutih dibandingkan dengan mandi dengan air biasa.
Tak hanya itu, pemandian pemutih bisa menyengat dan membakar kulit, dan kadang malah memicu asma pada pasien.
Advertisement
Pemandian pemutih adalah bak mandi dengan air hangat atau dingin yang dicampur dengan sedikit pemutih.
"Masih kurang bukti bila pemandian pemutih memiliki manfaat," kata penulis senior Dr. Jonathan Silverberg, asisten profesor dermatologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine, seperti dilansir MedicalExpress.
Pasien eksim harus mandi secara teratur
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Annals of Allergy, Asma dan Imunologi 13 November."Hasilnya harus mendorong pasien eksim untuk mandi secara teratur," kata Silverberg.
Banyak pasien eksim yang menghindari mandi karena khawatir akan mengeringkan kulit mereka. Beberapa dokter kulit juga meminta pasiennya berendam dalam bak mandi dari leher ke bawah dan untuk menghindari paparan pemutih di dekat mata. Pemandian air hanya berisi air hangat atau dingin, dan pasien dapat menggunakan lap tanpa pemutih untuk mencuci muka.
Sabun mungkin tidak diperlukan selama pemandian karena sulit untuk kulit yang sensitif, dan Silverberg mengatakan perendaman selama 10 menit hanya dengan air akan secara efektif "membersihkan sebagian besar kuman dan kotoran dari kulit Anda."
Setelah mandi selesai, pasien dianjurkan untuk mengoleskan pelembab yang cukup.
Penelitian tersebut merupakan sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis dari semua penelitian yang membandingkan pemutih dan pemandian air (empat secara total). Hasilnya, pemandian air sama efektifnya dengan pemandian pemutih untuk mengurangi tingkat keparahan dan tingkat eksim dan infeksi bakteri yang terlihat.
Advertisement