Demi Lawan Iran, Israel Siap Berbagi Data dengan Arab Saudi

Seorang jenderal Israel menggambarkan Iran sebagai ancaman terbesar di kawasan Timur Tengah. Ia pun mengimbau kerja sama Riyadh - Tel Aviv.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 17 Nov 2017, 15:31 WIB
Benjamin Netanyahu dan Donald Trump dalam Konferensi Pers di Gedung Putih (AP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Kepala Staf Militer Israel mengambil langkah mengejutkan. Ia melakukan wawancara yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan sebuah surat kabar Arab Saudi. Dalam kesempatan tersebut, Jenderal Gadi Eisenkot menggarisbawahi bahwa Riyadh dan Tel Aviv dapat bersatu untuk melawan pengaruh Iran di kawasan.

Kepada surat kabar Elaph, Jenderal Eisenkot menggambarkan Iran sebagai "ancaman terbesar di kawasan". Ia juga menegaskan bahwa Israel siap berbagai intelijen dengan negara-negara Arab "moderat" seperti Arab Saudi untuk "menghadapi" Iran.

"Kami siap berbagi informasi jika perlu. Ada banyak kepentingan kepentingan bersama antara mereka (Arab Saudi) dan kami," demikian seperti dikutip dari The Guardian pada Jumat (17/11/2017).

Wawancara tersebut dianggap sangat mencolok sebagai sebuah ajakan oleh pejabat militer senior Israel ke Arab Saudi agar keduanya bersatu melawan Iran.

Israel dan Arab Saudi diketahui tidak memiliki hubungan diplomatik. Namun keduanya "merapat belakangan". Hal ini tercermin dalam kunjungan delegasi Saudi yang dipimpin seorang pensiunan jenderal demi mendorong hubungan yang lebih baik.

"Ada kesempatan untuk membentuk koalisi internasional baru di kawasan ini dengan Presiden Donald Trump. Kita perlu mempersiapkan rencana strategis yang besar dan menyeluruh untuk menghentikan ancaman Iran," tutur Eisenkot.

 

 


Ketegangan Saudi-Iran Meningkat di Yaman dan Lebanon

Pekan lalu, Arab Saudi memerintahkan warganya untuk segera meninggalkan Lebanon. Ini dipicu langkah PM Lebanon Saad Hariri yang menyatakan mundur dengan alasan meningkatnya pengaruh Iran di kawasan serta kekhawatirannya menjadi target pembunuhan.

Ketegangan antara Teheran dan Riyadh secara langsung pun meningkat dalam konflik Yaman di mana koalisi pimpinan Saudi berperang melawan pemberontak Houthi yang disokong Iran.

Dalam wawancaranya dengan Elaph, Eisenkot menuding Iran berusaha menguasai Timur Tengah, menciptakan sebuah sabit dari Lebanon ke Iran dan dari Teluk ke Laut Merah. "Kita harus mencegah itu terjadi."

"Ketika saya bertemu dengan kepala staf gabungan AS di Washington dan mendengar apa yang disampaikan perwakilan Saudi, saya merasa sama dengan apa yang saya pikirkan sebagai kebutuhan untuk menghadapi Iran dan ekspansinya di kawasan," ungkap Eisenkot.

Eisenkot menambahkan bahwa saat ini Israel tidak berniat menyerang Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon. "Kami tidak berniat menyerang Hizbullah di Lebanon yang telah memicu perang. Namun, kami tidak akan menerima ancaman strategis yang ditujukan ke Israel."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya