Studi: Android Jadi Sasaran Empuk Serangan Malware

Menurut riset Nokia, tingkat ancaman malware untuk sistem operasi ini meningkat hingga 68,50 persen.

oleh Jeko I. R. diperbarui 18 Nov 2017, 10:00 WIB
Android malware (ist.)

Liputan6.com, California - Android adalah sistem operasi yang paling banyak digunakan di dunia. Hingga kini, adopsi sistem operasi robot hijau tersebut mampu menyentuh lebih dari 2 miliar pengguna. Namun, tahukah kamu Android ternyata semakin rentan terancam serangan malware?

Berdasarkan laporan Nokia Threat Intelligence Report, Android merupakan sistem operasi yang paling banyak jadi target malware di sepanjang 2017.

Dilansir Ubergizmo, Jumat (17/11/2017), jika kamu lihat diagram di bawah, tingkat ancaman malware untuk Android sebesar 68,50 persen.

Adapun sistem operasi lainnya tidak sebanyak Android. Sistem operasi kedua yang paling banyak rentan terkena malware adalah Windows, dengan persentase 27,96 persen.

Sisanya (iOS dan sistem operasi lain seperit Linux, Unix, Mac) cuma sebanyak 3,54 persen saja.

Foto dok. Liputan6.com


Aplikasi Pihak Ketiga

(foto: phonearena.com)

Menurut Nokia, Android memang lebih mudah terkena ancaman malware karena aplikasinya bisa diunduh dari situs pihak ketiga, bukan dari Google Play Store.

Situs pihak ketiga memang tidak sepenuhnya aman, apalagi mereka tidak memiliki standar keamanan Google yang telah diterapkan di Play Store seperti Google Play Protect.

"Alasan utama mengapa Android jadi target karena aplikasinya bisa diunduh dari mana saja, bukan cuma dari Play Store. Celah ini dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab untuk menyelipkan malware yang bisa merugikan penggunanya," tulis Nokia.

Untuk diketahui, malware yang diciptakan untuk menyerang sistem operasi Android memang bukan kali pertama terjadi. Beberapa bulan lalu, juga sempat dilaporkan adanya malware Judy yang menyerang 36,5 juta perangkat Android.

Ada 41 aplikasi buatan pengembang asal Korea Selatan bernama Kiniwini yang diterbitkan oleh Enistudio Corp. Aplikasi itu sudah menginfeksi jutaan perangkat Android dan mendulang keuntungan dari klik palsu pada iklan.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya