Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigjen Rikwanto mengatakan Kampung Kimbely dan Banti, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua, saat ini telah dikuasai oleh Satgas Gabungan TNI-Polri dari tangan Kelompok Kriminal Bersenjata.
"Pada (Jumat) pagi hari pukul 09.30 WIT, Kimbely-Banti sudah bisa dikuasai oleh satgas yang dipimpin Dansat Brimob Papua," kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/11/2017), dilansir Antara.
Menurut dia, saat ini Asops Kapolri Irjen Pol M Iriawan dan Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar telah tiba di dua kampung tersebut.
"Pukul 11.00 WIT, proses evakuasi sandera berjalan sampai pukul 12.00 WIT, namun terjadi penembakan oleh pihak KKB. Proses evakuasi tetap berjalan secara bertahap," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Dari laporan yang diterimanya, Rikwanto menuturkan bahwa rombongan pertama masyarakat yang berhasil dievakuasi telah sampai di Mapolsek Tembagapura dengan selamat.
Adapun jumlah warga yang berhasil dievakuasi oleh Satgas Gabungan adalah 344 warga. Terdiri dari warga Kampung Kimbely sebanyak 104 laki-laki, 32 perempuan, dan 14 anak-anak, dan dari Kampung Longsoran sebanyak 153 laki-laki (satu di antaranya orang asli Papua), 31 perempuan, dan 10 anak-anak.
Sebelumnya, sekitar 1.300 orang warga sipil dijadikan sandera oleh KKB di sekitar Kampung Kimbely dan Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
Hingga saat ini, polisi menetapkan 21 anggota kelompok bersenjata masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Papua. Mereka diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror di Tembagapura, Mimika.
Berdasarkan nama DPO yang dipublikasikan oleh akun media sosial Instagram Divisi Humas Polri pada Minggu, 12 November 2017, mereka adalah Ayuk Waker, Obeth Waker, Ferry Elas, Konius Waker, Yopi Elas, dan Jack Kemong.
Kemudian Nau Waker, Sabinus Waker, Joni Botak, Abu Bakar alias Kuburan Kogoya, Tandi Kogoya, Tabuni, Ewu Magai, Guspi Waker, dan Yumando Waker alias Ando Waker. Selanjutnya, Yohanis Magai alias Bekas, Yosep Kemong, Elan Waker, Lis Tabuni, Anggau Waker, serta Gandi Waker.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Ada yang Enggan Dievakuasi
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Ammar mengakui warga sipil asal Banti enggan untuk dievakuasi, walaupun Kelompok Kriminal Bersenjata sempat menyandera mereka bersama warga sipil lainnya. Warga Banti memilih kembali dan menetap di kampungnya.
Menurut Kapolda Papua, saat ini proses evakuasi terhadap warga sudah dilakukan walaupun sempat diwarnai kontak senjata dengan KKB. Proses evakuasi cukup berat karena warga harus berjalan sekitar empat jam akibat jalan dirusak KKB sehingga bus yang disiapkan tidak dapat ke lokasi.
Sementara itu, warga sipil yang sebelumnya disandera di Kampung i sudah tiba di Tembagapura dan ditampung di Sport Hall di Mille 66.
Jumlah warga yang dievakuasi mencapai 346 orang (sebelumnya ditulis 356 orang), 23 orang di antaranya anak-anak. Mereka kini ditangani tim medis yang sudah disiapkan sebelum dievakuasi ke Timika.
Ratusan warga yang sempat disandera KKB itu selain berprofesi sebagai pedulang, ada pula pengumpul dan pedagang yang berjualan di sekitar longsoran. Untuk mencapai Kampung Banti, tim terlebih dahulu harus melewati kawasan Longsoran, Kampung Kimbely dan Utikini.
Advertisement