Liputan6.com, Jakarta Ekonomi Indonesia dinilai akan tumbuh lebih baik di 2018. Pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan berada di kisaran 5,3 persen-5,4 persen.
Pengamat Ekonomi Firmanzah mengatakan, pada tahun ini, ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh tidak jauh ada angka 5 persen. Namun tahun depan pertumbuhan tersebut akan lebih baik.
Advertisement
"Tahun depan ekonomi kita bisa tumbuh lebih sedikit lebih baik dibandingkan tahun ini. Kalau saya melihat tahun ini kemungkinan besar kita akan menutup ekonomi kita dikisaran 5,04 persen-5,08 persen. Tahun depan kalau kita lihat prediksi IMF, World Bank, melihat ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,3 persen-5,4 persen," ujar dia di kawasan Salihara, Jakarta, Jumat (17/11/2017).
Dia menjelaskan, ada sejumlah faktor yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun depan. Pertama, harga komoditas mentah di pasar internasional akan mengalami perbaikan sehingga berdampak pada ekspor komoditas utama Indonesia.
"Beberapa faktor yang bisa membuat ekonomi kita bisa tumbuh lebih baik dibanding tahun ini, pertama, proyeksi harga komoditas dunia sudah menunjukan arah perbaikan. Meski pun memang batubara dan CPO belum setinggi saat booming beberapa tahun lalu. Tetapi harganya sudah mengarah ke perbaikan," jelasdia.
Kedua, masuknya tahun politik yang membuat belanja partai politik akan lebih besar, khususnya di daerah yang berdampak pada daya beli masyarakat. Pada tahun depan, setidaknya akan ada 171 pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di berbagai daerah.
"Kemudian meski pun daya beli masyarakat kita tetap tumbuh, tapi tidak setinggi yang diharapkan. Tapi Di 2018 ada suatu motor baru yang mendorong daya beli masyarakat, yaitu belanja politik," kata dia.
Dan ketiga, pertumbuhan investasi Indonesia diperkirakan akan lebih pesat di tahun depan. Hal ini setelah Indonesia mendapatkan pengakuan soal kelayakan investasi dari tiga lembaga pemeringkatan internasional yaitu Fitch, Moody's dan Standard and Poor's (S&P).
"Kemudian investasi, kita bersyukur indonesia menjadi salah satu negara dengan tujuan investasi. Peringkat rating kita semakin baik, dari Fitch, Moody's dan S&P. Jadi lengkap, kita memiliki resiko kredit yang friendly terhadap investasi," tanda dia.