NASA: Kita Akan Temukan Alien dalam Waktu 20 Tahun

Ada rasa optimis bagi para ilmuan NASA bahwa kehidupan alien akan ditemukan dalam waktu 20 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2017, 23:11 WIB
Rekaan seniman tentang benda beku di Sabuk Kuiper. (Sumber Wikimedia/ESA/Hubble)

Liputan6.com, Pasadena - Para peneliti di NASA optimis bahwa alien akan ditemukan. Setidaknya, dalam 20 tahun mendatang, keberadaan makhluk angkasa luar itu akan segera terkuak.

Keoptimisan tersebut didasari dengan usaha manusia selama ini mencari kehidupan ekstra teresial itu.

Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, kemampuan itu dapat meningkat dengan cepat. Penemuan Pluto pada tahun 1930 dianggap sebagai prestasi yang hanya terjadi sekali seumur hidup, bahkan tidak sampai 100 tahun kemudian. Tak hanya itu, lebih dari 3.500 exoplanet dari ribuan jenis sistem bintang sudah dapat dideteksi lokasinya.

Para ahli mengatakan bahwa pencarian ini sangat bergantung kepada panduan dari karakteristik planet kita sendiri. Panduan tersebut dapat membantu ilmwuan menyingkirkan dunia yang tidak ramah (bagi manusia) dari dunia yang mungkin sangat menjanjikan untuk melangsungkan kehidupan, seperti bulan es Enceladus dan Europa.

"Sebelum kami mencari kehidupan, kami akan mencari tahu planet seperti apa yang memiliki iklim yang kondusif —memungkinkan— bagi kehidupan," sebut Tony del Genio dari Goddard Institute for Space Studies di NASA, melansir dari Dailymail.co.uk, Jumat, (17/11/2017).

"Kami menggunakan model iklim yang sama dengan yang kami gunakan untuk memproyeksikan perubahan iklim abad ke-21 di Bumi untuk melakukan simulasi exoplanet eksklusional yang telah ditemukan dan yang sudah diperkirakan (hipotetisnya)," lanjut del Genio.

Ada banyak faktor yang berkontribusi dalam potensi kehidupan dari planet tersebut, termasuk jarak kedekatannya dengan sistem bintang.

Faktor jarak kedekatan dengan sistem bintang dapat menentukan apakah planet memiliki kondisi yang baik untuk menunjang air; jika terlalu dekat, atau terlalu jauh, permukaannya bisa kering dan tandus, atau benar-benar beku.

Sebagai syarat untuk mengetahui kemungkinan kehidupan yang sama dengan di Bumi, tentu saja adalah air.

"Ke mana pun kita melihat, entah itu di gurun pasir atau Antartika atau bagian terdalam samudera atau bagian terdalam kerak Bumi yang telah kita jelajahi, selama ada tetesan kecil air, itu berarti ada kehidupan," jelas seorang narator dalam sebuah video milik NASA, How to Find a Living Planet.

"Dan karena hal tersebut, pencarian ini sangat penting bagi pencarian NASA untuk mencari lingkungan lain yang bisa dihuni. Itu lah mengapa para ilmuwan merasa senang dengan air yang memancar dari bulan-bulan yang dingin —Europa dan Enceladus yang ada di luar tata surya kita. Bukan hanya memiliki air, mungkin mereka juga memiliki samudera global seperti yang kita miliki di Bumi," lanjut narator tersebut.

"Terdeteksinya air pada dua bulan es benar-benar mengubah pendapat ilmuwan," jelas ilmuwan Morgan Cable dari NASA's Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California.

"Kami pikir Enceladus membosankan dan dingin sampai misi yang dijalani oleh Cassini menemukan air laut di permukaannya," kata Cable. (Affifa Zahra)

 


Mencari Gas Atmosfer yang Sama dengan Bumi

NASA menjelaskan bahwa para peneliti juga mencari gas atmosfer tertentu —di permukaan Europa dan Enceladus. Secara khusus, mereka mencari lingkungan yang mengandung oksigen dan metana, seperti di Bumi. 

Bila kedua gas ini ditemukan di atmosfer yang sama, "Anda punya sesuatu yang istimewa," imbuh badan antariksa tersebut.

"Ada cara untuk meningkatkan tekanan oksigen dan metana di atmosfer planet, tetapi satu-satunya cara bagi Anda untuk memiliki keduanya di atmosfer yang sama pada saat bersamaan adalah jika Anda menghasilkan keduanya dengan sangat cepat," kata Shawn Domagal-Goldman, dari NASA's Goddard Space Flight Center.

"Satu-satunya cara kita tahu bagaimana melakukannya adalah melalui kehidupan."

Saat mempelajari planet yang layak huni, "kehidupan (di Bumi) harus menjadi upaya terakhir (dalam membuat) hipotesis," kata Cable.

Diharapkan dengan menggunakan alat canggih akan mengungkapkan lebih banyak rincian tentang eksoplanet yang hanya terlihat seperti sekelompok piksel dalam gambar.

Jika seorang peneliti ingin meperkirakan gangguan yang mungkin terlihat dalam misi eksoplanet, ia dapat melihat potongan gambar dari kamera NASA's Earth Polychromatic Imaging di National Oceanic and Atmospheric Administration's Deep Space Climate Observatory (DSCOVR).

"Saya pikir dalam 20 tahun ke depan kita akan menemukan satu kandidat (planet) yang mungkin (terdapat alien)," kata del Genio.

"Jika saya adalah orang yang suka taruhan, yang sebenarnya tidak, saya yakin (alien terdapat) di Europa atau Enceladus," tutup del Genio.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya