Jadi Calon Pelatih Timnas Italia, Ini 4 Fakta Unik Ancelotti

Ancelotti mendapat dukungan penuh untuk memimpin Timnas Italia.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 18 Nov 2017, 19:00 WIB
Carlo Ancelotti menjadi kandidat utama pelatih Timnas Italia. (Liputan6.com/Trie yas)

Liputan6.com, Jakarta Carlo Ancelotti disebut-sebut sebagai kandidat kuat pelatih Timnas Italia. Itu karena Ancelotti memiliki sederet prestasi membanggakan dan pengalaman melatih pemain-pemain top di level klub.

Bagi Timnas Italia, 2017 menjadi tahun yang bakal sulit dilupakan. Itu karena mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka tak akan tampil di putaran final Piala Dunia 2018. Kekalahan dengan agregat 0-1 dari Swedia di babak play-off menjadi penyebab tersingkirnya mereka.

Bagi Italia, ini adalah kali pertama mereka absen dari putaran final Piala Dunia sejak edisi 1958 yang dihelat di Swedia. Hasil buruk itu yang membuat Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) memutus kontrak Giampiero Ventura.

Sejumlah nama pun langsung dikaitkan dengan kursi pelatih Timnas Italia. Namun, memang patut diakui bahwa Ancelotti adalah nama yang paling cocok. Terlebih, ia juga telah mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk Mantan Perdana Menteri Italia yang juga eks Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi.

Meski belum ada pengumuman resmi, ada baiknya mengetahui lebih jauh siapa Ancelotti sebenarnya. Berikut adalah beberapa fakta menarik mengenai pelatih berusia 58 tahun itu:

 


1. Murid Arrigo Sacchi

Bagi pecinta sepak bola Italia, Sacchi adalah nama yang tidak asing terdengar di telinga. Itu karena ia adalah pelatih legendaris yang telah menorehkan banyak prestasi di level klub dan timnas.

Sebagai pelatih, ia sempat membawa AC Milan memenangi delapan gelar bergengsi, termasuk dua European Cup (sekarang Liga Champions) dua musim beruntun. Ia juga sempat membawa Italia menjadi runner-up Piala Dunia 1994.

Arrigo Sacchi (AFP)

Dalam sebuah wawancara, Ancelotti sempat menyebut nama Sacchi sebagai sosok inspirasinya selain Nils Liedholm. Hingga kini, keduanya pun masih menjalin sebuah hubungan. Bahkan, Sacchi juga angkat bicara mengenai isu merapatnya Ancelotti sebagai pelatih Timnas Italia.

"Ancelotti adalah orang hebat, tapi kami juga harus melakukan banyak hal yang berbeda dari cara kami. Bisa dimulai dengan hal-hal mendasar," kata Sacchi, dilansir Football Italia.

 


2. Perokok Berat

Meski masih aktif di dunia sepak bola, ternyata Ancelotti adalah seorang perokok berat. Berulang kali ia tertangkap kamera sedang menghisap rokok di dalam dan di luar lapangan.

Uniknya, ia pun sempat melakukannya saat melatih Real Madrid. Itu saat Madrid tengah bertandang ke markas Espanyol pada Mei 2015. Saat itu, Ancelotti memang sedang tak bisa berada di pinggir lapangan. Ia merokok saat sedang menonton dari royal box.

Foto dok. Liputan6.com

Namun, kabar terkini menyebut Ancelotti sudah menghentikan kebiasaan buruknya itu. Adalah Direkrut Bayern Munchen, Hasan Salihamidzic yang melarang Ancelotti untuk tidak lagi merokok saat menjalankan tugas.

"Saya yang meminta Ancelotti tak merokok di klub. Tentu dia bisa menerimanya, karena merupakan seorang profesional," kata Salihamidzic. "Itu bagus buat saya. Lagipula istri saya sangat senang," timpal Ancelotti.

 


3. Rekor Spesial di Liga Champions

Kualitas Ancelotti sebagai pelatih sudah tak perlu diakui lagi. Hingga kini, sudah tiga kali ia merasakan gelar Liga Champions. Dua di antaranya bersama Milan dan satu kali bersama Madrid.

Carlo Ancelotti - 3 gelar Liga Champions, AC Milan (2003 dan 2007) dan Real Madrid (2014). (AFP/Franck Fife)

Selain sebagai pelatih, ia juga memiliki karier cemerlang sebagai pelatih. Ia pun masih dalam daftar salah satu dari tujuh orang yang menjuarai Liga Champions sebagai pemain dan pelatih.

Sebagai pemain, ia menikmati gelar tersebut saat berkostum Milan pada musim 1988/1989 dan 1989/1990. Ia juga menyempurnakan kariernya sebagai pemain dengan membawa AS Roma menjuarai Serie A 1982/1983.

 


4. Formasi Pohon Cemara

Ancelotti juga dikenal sebagai pelatih yang visioner. Ia dianggap sebagai penemu formasi pohon cemara 4-3-2-1 saat bertugas sebagai pelatih I Rossoneri pada 2002-2003. Alasannya pun cukup unik, ia tak ingin menyia-nyiakan banyaknya stok playmaker Milan.

Saat itu Milan merekrut dua playmaker di bursa transfer, yakni Clarence Seedorf dan Rivaldo. Padahal, saat itu mereka sudah memiliki dua playmaker lain seperti Andrea Pirlo dan Rui Costa.

Andrea Pirlo (AFP/Giuseppe Cacace)

Dalam kondisi itu, Ancelotti menempatkan Pirlo sebagai deep lying playmaker, tepat di depan empat bek. Lalu, ia memasang Seedorf di sisi sayap bersama Rui Costa, sedangkan Rivaldo bermain di belakang striker.

Sempat diragukan, racikan terbukti Ancelotti berhasil. Bahkan, sampai saat ini ada beberapa pelatih yang mencoba untuk meniru formasi pohon cemara ala Ancelotti.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya