RI Bakal Jadi Ekonomi Digital Terbesar di ASEAN pada 2020

Pertumbuhan e-commerce di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Nov 2017, 09:12 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan saat membuka Indonesia Business and Development Expo (IBD Expo) di Jakarta Convention Center, Rabu (20/9). IBD Expo membahas perkembangan ekonomi digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan e-commerce di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Bahkan Indonesia berpotensi menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mendatang.

Peningkatan ini seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang mulai mengembangkan usaha ke ranah digital.

Chief Executive Officer (CEO) PT Bubu Kreasi Perdana, Shinta Witoyo Dhanuwardoyo memperkirakan pada 2020 transaksi e-commerce Indonesia akan mencapai Rp 1.850 triliun atau naik 9 kali lipat dibanding transaksi pada 2015 lalu yang nilainya mencapai Rp 200 triliun.

"Jadi, target 2020 itu, ada 6 juta UMKM go digital. Dan UMKM berkemampuan e-commerce naik menjadi 10 persen-12 persen dengan kontribusi UMKM ke PDB kurang lebih 12 persen,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (19/11/2017).

Kontribusi sektor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi sangat signifikan. Data menyebutkan, sumbangan UMKM terhadap PDB pada 2015 lalu cukup besar yaitu mencapai lebih dari 55,6 persen.‎ Angka ini disumbangkan oleh 57,9 juta UMKM di Indonesia.

“Dan hanya 9 persen yang memiliki kemampuan e-commerce,” kata dia.

Shinta menjelaskan, transaksi e-commerce dunia terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 20,2 persen per tahun. Diperkirakan, puncak pertumbuhan e-commerce dunia terjadi pada 2020 dengan tumbuh 40,56 persen.

“Kalau dari grafik pertumbuhannya, memang cenderung meningkat. Pada 2014 lalu, tumbuh 13,36 persen, di 2015 tumbuh 15,48, di 2016 tumbuh 19,15, da2017 tumbuh 23,52 persen. Dan pada 2018 nanti, pertumbuhan e-commerce dunia mencapai 28,60 persen dan pada 2019 tumbuh 34, 18 persen dan pada 2020 diperkirakan tumbuh 40,56 persen,” jelas dia.

Shinta menyatakan, potensi usaha menengah kecil di Indonesia sangat besar. Jika kekuatan ekonomi ini diberdayakan maka bisa menjadi salah satu sumber pendapatan bagi negara.

"Pemberdayaan digital terhadap UMKM Indonesia mampu meningkatkan PDB negara hingga 7 persen," lanjut Shinta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Startup lokal harus siap

Sementara itu, Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Intan Fitriana Fauzi mengatakan ‎startup lokal harus siap berkompetisi dengan start up asing yang masuk ke pasar e-commerce Indonesia.

Apalagi, saat ini pelaku e-commerce asing ini tertarik untuk masuk ke Indonesia karena negara ini merupakan pasar e-commerce paling potensial dengan populasi lebih dari 200 juta jiwa. Untuk itu, keberadaan start up lokal harus didukung agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Salah satu syaratnya, lanjut Intan, start up Indonesia harus memiliki produk yang bagus untuk memenuhi pasar lokal serta pasar internasional.

"Startup lokal harus mampu berekspansi ke luar. Makanya, produk yang kita buat harus berkualitas Jika ada produk luar yang lebih baik, maka produk lokal akan tersisih,” tandas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya