Liputan6.com, Bandung Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pengidap kanker tiap tahun bertambah 7 juta orang. Di Indonesia, diperkirakan terdapat 100 kasus baru per 100 ribu penduduk, di mana ada sekitar 240 ribu pengidap kanker baru setiap tahunnya.
Terkait dengan hal tersebut, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) melakukan pengembangan perawatan paliatif. Pelatihan ini bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin (RSHS) dan Perum Bulog.
Advertisement
Paliatif merupakan metode perawatan untuk meringankan atau mengurangi penderitaan. Perawatan ini membantu penderita kanker untuk hidup lebih nayaman sehingga kualitas hidup jadi lebih baik.
"YKI memilih menjadikan pelatihan paliatif sebagai program unggulan kami. Karena pengalaman dokter onkologi yang juga pengurus YKI sering menemukan kasus pasien tak mau pulang karena khawatir tidak ada yang merawat," kata Wakil Ketua Umum YKI Murniati Widodo AS di Gedung Cardiac Center, Jalan Pasteur, Senin 20 November 2017.
Menurut dia, pelatihan ini melibatkan pengajar dari dokter, perawat dan fisioterapis. Pelatihan yang digelar selama empat hari ini diikuti 70 peserta.
"Nanti yang diajarkan bukan hanya medisnya saja. Termasuk bagaimana menangani pasien yang telah melakukan kemoterapi tapi tidak mau makan," papar dia.
Untuk tahap awal, sepanjang 2017 ini YKI melaksanakan pelatihan di 10 kota yakni Kupang, Palembang, Makassar, Bandung, Jakarta, Aceh, Semarang, Banjarmasin, Papua dan Samarinda.
Saksikan juga video berikut ini:
Kanker payudara dan paru-paru jadi yang terbanyak
Berdasarkan data distribusi penyakit di RSHS tahun 2013-2014, kasus kanker terbanyak adalah kanker payudara, kanker kolorektal, kanker paru-paru dan kanker serviks. Kasus kanker terbanyak pada laki-laki adalah kanker paru-paru sedangkan pada perempuan adalah kanker payudara.
"Dari pola penyakit yang ada, baik dari rawat inap dan rawat jalan, kita selalu meranking dari 10 daftar. Kanker yang paling tinggi dan banyaknya wanita yaitu kanker serviks dan kanker payudara," ujar Direktur Utama RSHS Ayi Djembarsari.
Dia menjelaskan, kondisi yang sering ditemukan, hampir sebagian penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut. Ini menyebabkan angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan.
Dia menambahkan, pelatihan ini menyertakan petugas medis dari 7 rumah sakit di Jawa Barat yang berjejaring dengan RSHS.
"Tugas RSHS sangat berat karena harus membina 20 persen warga Indonesia. Karena itu pelatihan ini jadi kesempatan bagi rumah sakit regional untuk sama-sama mengembangkan perawatan paliatif," katanya. (Huyogo Simbolon)
Advertisement