Liputan6.com, Palembang - Persaingan harus dihadapi masing-masing peserta audisi Liga Dangdut Indonesia (LIDA), kompetisi terbesar dan terbaru Indosiar yang digelar di Makosat Brimobda Sumatera Selatan (Sumsel), kemarin (19/11/2017).
Mereka datang dari berbagai daerah di Sumsel. Hadirnya LIDA diharapkan mampu mengangkat khasanah asli Sumsel, seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani.
Baca Juga
Advertisement
"Event seperti ini memang harus rutin diadakan," ungkapnya. Apalagi, Indosiar selaku penyelenggara merupakan satu-satunya stasiun televisi yang berkomitmen untuk memajukan musik ini.
Sementara itu, berbagai persiapan fisik maupun mental juga pastinya harus disiapkan. Apalagi, juri mengharuskan peserta LIDA untuk membawakan satu lagu dari dua lagu wajib yang disiapkan, yakni "Air Mata Perkawinan" dan "Zubaidah".
Menyiapkan Kostum
Tak hanya itu, kostum juga disiapkan oleh para peserta semaksimal mungkin untuk mencuri perhatian juri agar berhasil memperebutkan lima golden ticket. Seperti Ida, peserta asal Palembang yang rela menyewa busana dari tempat penyewaan. "Saya sudah pesan seminggu lalu. Tadi saya bangun pagi dan sengaja datang untuk audisi," ungkapnya.
PSRD Divison Head, Ekin Gabriel, mengungkapkan bahwa LIDA diharapkan dapat menjadi program inspiratif yang tidak hanya menghibur, tapi juga menyatukan 34 provinsi melalui seni. Hal ini pula yang dianggap sinergis dengan harapan warga Sumsel, yakni mengangkat kebudayaan lokal.
Sebab menurutnya, peserta asal Sumatera memiliki cengkok khas Melayu yang menjadi andalan seperti peserta yang berhasil lolos di program dangdut sebelumnya. "Kita memang cari yang beda. Setelah lolos tahap satu, peserta langsung melanjutkan tahap dua, yakni video booth di mana mereka harus menguasai 20 jenis lagu," ujarnya. (Raden Fajar)
Advertisement