Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan saham awal pekan ini. Akan tetapi, penguatan IHSG menjadi terbatas lantaran aksi jual.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (20/11/2017), IHSG naik tipis 1,55 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.053,28. Indeks saham LQ45 stagnan di posisi 1.010,95. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Ada sebanyak 135 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 199 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 119 saham lainnya diam di tempat.
Baca Juga
Advertisement
Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.098,77 dan terendah 6.053,28. Transaksi perdagangan saham tidak terlalu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 293.952 kali dengan volume perdagangan 7,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,4 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 147,93 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 15.525.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham industri dasar naik 0,82 persen, dan catatkan penguatan tertinggi. Disusul sektor saham barang konsumsi menguat 0,59 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 0,55 persen. Sedangkan sektor saham infrastruktur melemah satu persen.
Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham MEDC naik 9,04 persen ke posisi Rp 905 per saham, saham ELSA melonjak 5,85 persen ke posisi Rp 398 per saham, dan saham MARK mendaki 3,36 persen ke posisi Rp 1.540 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan saham RIMO turun 18,30 persen ke posisi Rp 183 per saham, saham BULL merosot 4,14 persen ke posisi Rp 162 per saham, dan saham SMRA tergelincir 3,87 persen ke posisi Rp 870 per saham.
Bursa saham Asia sebagian bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,21 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,28 persen, dan indeks saham Singapura mendaki 0,14 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,28 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,60 persen. Indeks saham Taiwan stagnan di 10.633.
Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, pelaku pasar memanfaatkan momentum penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) untuk masuk ke pasar saham.
Namun, penguatan IHSG menjadi terbatas menjelang penutupan perdagangan saham. Reza menilai, hal itu ada aksi jual di pasar saham lantaran IHSG sudah menguat dalam dua hari ini.
"Aksi jual pelaku pasar membuat penguatan jadi terbatas," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, di tengah IHSG menguat, bursa saham Asia cenderung variasi. Hal itu mengingat pelaku pasar khawatir reformasi pajak Amerika Serikat (AS) belum dapat dilakukan pada 2017. "Reformasi pajak di AS kemungkinan tertunda. Yang sebelum diperkirakan dapat selesai akhir tahun jadi belum ada kejelasan sehingga bursa saham Asia variasi," jelas Reza.
Ia melanjutkan, dengan sentimen tersebut juga mempengaruhi laju IHSG pada awal pekan ini. Laju IHSG bergerak terbatas ke zona merah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Sempat Berada di Level Tertinggi 6.088
Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali cetak rekor tertinggi baru pada penutupan sesi pertama perdagangan saham awal pekan ini.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin 20 November 2017, IHSG naik 36,98 poin atau 0,61 persen ke posisi 6.088,71. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.098,77, dan secara intraday merupakan level tertinggi sepanjang sejarah. Sedangkan posisi terendah 6.063,43. Sebelumnya IHSG sempat sentuh level tertinggi sepanjang sejarah di posisi 6.060 pada 7 November 2017.
Ada sebanyak 160 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 138 saham melemah dan 121 saham diam di tempat. Indeks saham LQ45 naik 0,88 persen ke posisi 1.019,87. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menghijau.
Total frekuensi perdagangan saham 160.448 kali dengan volume perdagangan 4,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,6 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 29,37 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.527.
Saham-saham yang menguat pada sesi pertama antara lain saham GGRM naik 3,75 persen ke posisi Rp 80.900, saham HMSP melonjak 3,17 persen ke posisi Rp 4.230 per saham, dan saham LPPF mendaki 2,96 persen ke posisi Rp 11.300 per saham.
Saham-saham yang merosot antara lain saham RIMO turun 12,50 persen ke posisi Rp 196 per saham, saham SMRA tergelincir 3,31 persen ke posisi Rp 875 per saham, dan saham MPPA susut 1,89 persen ke posisi Rp 520 per saham.
Sebagian besar bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,04 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,03 persen, dan indeks saham Singapura naik 0,07 persen.
Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,58 persen, indeks saham Shanghai turun 0,85 persen dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,25 persen.
Advertisement