4 Fase Usia Krisis dalam Kehidupan

Terdapat empat fase usia krisis yang akan Anda hadapi sepanjang hidup

oleh Vinsensia Dianawanti diperbarui 24 Nov 2017, 10:30 WIB
Terdapat empat fase usia krisis yang akan Anda hadapi sepanjang hidup

Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan seseorang terdapat berbagai fase yang harus dilewati untuk menjadikannya lebih dewasa dan lebih matang. Kedewasaan seseorang bisa jadi terbentuk karena krisis yang ia alami ketika memasuki fase kehidupan tertentu.

Kondisi krisis yang dimaksud adalah perubahan terhadap aspek tertentu dari satu fase kehidupan ke fase kehidupan lainnya sehingga membutuhkan penyesuaian. Namun, tidak semua orang sukses melakukan penyesuaian tersebut. Hal ini berakibat pada kondisi mental yang menurun dan membuat Anda merasa tidak mampu mengatasi hal tersebut.

Dikutip dari Brightside pada Senin (20/11/2017), terdapat empat fase usia krisis yang akan dialami seseorang semasa hidupnya. Setiap fase kehidupan memiliki krisisnya masing-masing. 

1. Ketika berusia 18 Tahun

Di usia ini menjadi ujung dari masa SMA. Di mana semasa SMA, seseorang akan merasa lebih leluasa untuk bermain dan mencari jati diri di samping kewajibannya menjalankan tugas sebagai seorang pelajar. Di usia ini pula, para remaja dihadapi pada persoalan seperti persiapan ujian akhir dan keputusan masuk perguruan tinggi. Namun, tidak semua remaja menemukan jawaban yang tepat sekaligus atas kedua masalah ini. Anda bisa memilih gap year atau antara lulus dari SMA dan masuk ke perguruan tinggi sebagai solusi dari kondisi ini. Inilah fase kehidupan yang harus Anda jalani pada usia 18 tahun.

 


2. Ketika Anda berusia 25-30 tahun

Anda belum mendapatkan pekerjaan, belum menikah, dan bahkan tidak memiliki bisnis apa pun di usia ini? Sedangkan teman-teman Anda sudah sukses dengan pencapaiannya masing-masing. Anda mungkin merasa bersalah kepada keluarga karena belum memiliki apa pun dan seperti menghancurkan harapan orang tua Anda di usia produktif.

Masa krisis di fase ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk merenung, menenangkan diri, merancang kemungkinan di masa depan, dan memahami apa yang menjadi keinginan Anda sesungguhnya. Anda butuh kondisi yang rileks untuk menemukan itu semua.

Solusinya, berhenti untuk membandingkan diri Anda dengan orang lain. Kemudian jangan pernah takut membuat kesalahan. Tenang saja! Anda akan bertumbuh dari kesalahan itu. Dari kesalahan itu, buatlah rencana baru. Satu rencana sangat berguna untuk memulai pergerakan baru.


3. Ketika Anda berusia 35 tahun

Berkeluarga menjadi hal yang didambakan semua orang. Anda akan berbahagia bersama pasangan dan juga anak-anak yang lucu. Namun, ini akan menjadi malapetaka ketika Anda tidak mampu melewati fase ini dengan baik. Anda akan merasa terkurung karena tidak bisa lagi menyediakan waktu untuk diri Anda. Anda akan merasa depresi berlebihan, melankolis, kecewa, dan tidak berkembang. Jika Anda tidak cukup berani untuk mengubah hidup Anda ke jenjang yang lebih serius, coba untuk datang ke psikolog, membaca beberapa literatur tentang poin krusial di usia matang, atau menonton beberapa film yang menginspirasi.


4. Ketika Anda berusia 40-50 tahun

Anda mungkin akan merasa sendiri di usia Anda yang sudah senja. Pekerjaan yang telah usai beberapa tahun lalu karena pensiun, mungkin pasangan yang meninggal, dan Anda kehilangan anak-anak yang sibuk mengurusi kehidupan pribadi mereka. Anda akan merasa bahwa seluruh kehidupan yang Anda jalani itu salah dan Anda membuat kesalahan yang lupa Anda perbaiki. Anda pun tidak berani melihat ke masa depan karena takut akan kematian dan merasa pesimis akan hidup Anda.

Perlahan Anda harus membuang pikiran negatif tentang hidup Anda terutama di usia senja. Mulailah membuat rencana untuk melakukan hal-hal bernilai penting, seperti membaca buku atau merawat tanaman. Itu akan membuat perhatian Anda teralihkan karena memiliki kesibukan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya