Liputan6.com, New York - Harga emas turun lebih dari 1 persen, mengalah seiring penguatan dolar Amerika Serikat (AS) serta prediksi Bank Sentral kembali menaikkan kenaikan suku bunga acuan.
Melansir laman Reuters, Selasa (21/11/2017), harga emas di pasar spot turun 1,4 persen menjadi US$ 1.275,66 per ounce. Harga emas turun dari posisi puncak pada Jumat atau terkuat sejak 16 Oktober di US$ 1.297. Adapun emas berjangka AS turun 1,6 persen menjadi US$ 1.275,30 per ounce.
Advertisement
Harga emas dipengaruhi dolar yang kembali perkasa. Dolar menyentuh posisi tertinggi terhadap mata uang lainnya hampir seminggu. Seperti terhadap euro yang melemah di tengah kegagalan Merkel membentuk pemerintah koalisi tiga arah.
Di sisi lain, ekuitas global naik seiring kepercayaan atas pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia dan gagalnya pembicaraan pemerintah Jerman.
"Pembalikan ini tidak terlalu mengejutkan karena pernah terjadi," kata Rob Haworth, Ahli Strategi Investasi Senior Bank Wealth Management AS.
"Dolar menguat ... dan kemungkinan tingkat suku bunga kembali naik. Saya pikir kita pada bulan Desember akan melihat dua atau tiga tahun depan," dia menambahkan.
Federal Reserve diprediksi akan kembali menaikkan tingkat suku bunganya pada pertemuan Desember.
Goldman Sachs mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan pasar tenaga kerja yang ketat dan gambaran inflasi yang lebih normal akan mendorong the Fed menaikkan suku bunga keempat kalinya pada tahun depan.
Adapun harga perak turun 2,3 persen menjadi US$ 16,91 per ounce dan platinum turun 3 persen menjadi US$ 922,30 per ounce. Harga palladium turun 0,5 persen menjadi US$ 988,50 per ounce.