Liputan6.com, California - Sudah bukan rahasia lagi kalau Bulan diprediksi bisa menjadi tempat huni manusia di masa depan. Itulah sebabnya kini para peneliti antariksa bekerja keras mencari lokasi layak huni di Bulan, demi membuktikan prediksi tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan peneliti belum lama ini adalah penemuan gua di bawah tanah Bulan yang dianggap bisa dihuni manusia. Penemuan ini dilakukan oleh kelompok peneliti Jepang dari lembaga Selenological and Engineering Exploration (SELENE).
Baca Juga
Advertisement
Gua yang mereka temukan diketahui memiliki lebar 100 meter dengan panjang sekitar 50 kilometer. Dengan ukuran tersebut, gua di Bulan ini diyakini bisa menjadi lokasi paling potensial untuk dijadikan kolonisasi manusia. Bahkan, juga dapat dijadikan tempat stasiun luar angkasa cabang Bulan.
Berdasarkan data yang diambil dari observasi dengan gelombang radio, gua tersebut menyimpan material es dan air di dalam batu-batuan. Dengan demikian, material ini mungkin saja dapat digunakan sebagai produksi bahan bakar.
Dijelaskan lebih lanjut, gua itu terbentuk akibat aliran lahar dari gunung berapi yang meletus sekitar 3,5 miliar tahun lalu. Hal itu masuk akal mengingat lokasi gua hanya beberapa meter di bawah kubah gunung berapi Marius Hills.
"Tabung lahar yang ada di gua tersebut punya potensi untuk dijadikan basis di Bulan. Sebab, pendaran panas di dalamnya sangat stabil dan bisa melindungi seisi gua dari meteorit dan radiasi kosmik," kata Junichi Haruyama, peneliti Badan Antariksa Jepang JAXA sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com via Futurism, Rabu (22/11/2017).
Bulan Baru Bisa Dihuni 100 Tahun Lagi?
Berbagai kalangan ilmuwan--tak cuma JAXA--memang tengah meneliti soal kelayakan huni Bulan. Sebelumnya, ESA (Badan Antariksa Eropa) menyebut Bulan akan baru bisa dihuni secara permanen sekitar 100 tahun lagi.
Konsep hunian di Bulan ini dicetuskan oleh pimpinan peneliti ESA untuk Bulan, Bernard Foing. Ia sendiri juga telah mematangkan konsep tersebut dengan 'kota' kecil yang disebut Moon Village.
"Yang pertama tinggal di Bulan akan memulai kolonisasi pertama dengan baik. Mereka bisa hidup bersama keluarga dan anak-anak, serta bercocok tanam bahan batu yang bisa ditumbuhkan di sana," ujar Foing.
Dijelaskan Foing lebih lanjut, pada 2030 nanti ESA perlahan akan mengirim 10 orang yang terdiri dari ilmuwan, teknisi dan insinyur untuk pergi lebih dulu ke Bulan. "Nanti baru di 2040 bertambah hingga 100 orang," ucapnya.
Advertisement
Koloni Akan Berkembang
"Dan di 2050, koloni akan berkembang hingga ribuan orang, dan secara alamiah manusia di sana akan memiliki keturunan," tuturnya menambahkan.
Bagaimana pun, mengirim manusia dan peralatannya ke Bulan bukanlah perkara mudah. Sebab, butuh biaya besar dan konsekuensi berbahaya untuk bisa menghidupkan orang-orang di sana.
Karena itu, para ilmuwan percaya, untuk bisa merealisasikan hal tersebut perusahaan aeronautika seperti ESA, NASA, JAXA, SpaceX, dan Blue Origin, bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk mematangkan konsep ini.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: