Liputan6.com, Jakarta - Upaya pemerintah untuk memperbaiki distribusi semen ke wilayah timur Indonesia diharapkan bisa mengatasi masalah kelebihan produksi (over supply) semen di dalam negeri.
Direktur Utama PT Semen Tonasa, Subhan, mengatakan, saat ini secara nasional produksi semen telah mencapai 107 juta ton, sedangkan yang terserap di dalam negeri hanya sekitar 65-67 juta ton
"Kondisi ini membuat kita melakukan strategi-strategi baru terutama dari sisi distribusi, karena memang kalau distribusi ini kita impove competitiveness kita kan semakin baik. Memang semua ini (oversupply) dirasakan oleh semua pemain (industri semen)," ujar dia di Wamena, Papua, Selasa (21/11/2017).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Subhan, Semen Tonasa sendiri mengalami over supply semen sekitar 1 juta ton. Namun, untuk mengatasi hal ini, industri semen pelat merah ini mengekspor semennya dan produk turunan, yaitu clinker ke berbagai negara, seperti Australia, Filipina, Bangladesh, dan Taiwan.
"Produksi kita per tahun 7 juta ton, dari 4 line pabrik. Itu memang tidak semuanya terdelivery di domestik, karena hanya 5,9 juta-6 juta ton. Sisanya kita ekspor. Ada beberapa negara yang lagi bagus, kita ekspor ke Australia, Filipina, Bangladesh, Taiwan. Tetapi sekarang yang lagi banyak ke Australia. Itu semen dan clinker, tahun ini sekitar 900 ribu sampai 1 juta ton," jelas dia.
Meski demikian, kata Subhan, jika ke depannya distribusi semen ke wilayah timur Indonesia semakin baik, Semen Tonasa akan lebih untuk menjual produknya untuk kebutuhan di dalam negeri ketimbang ekspor. Oleh sebab itu, dengan proses distribusi ke Papua yang lebih baik diharapkan membantu mengatasi masalah over supply semen.
"Iya (mengatasi over supply) karena target utama kita sebenarnya domestik. Jadi, ekspor hanya untuk meng-utilize pabrik kita dan supaya lebih efisien. Karena dari sisi price domestik juga lebih bagus," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: