Liputan6.com, Jakarta Proyek perluasan kilang Balikpapan (Refinery Unit V) yang dikelola PT. Pertamina, diperkirakan membutuhkan 20.000 tenaga terampil. Pemenuhan tenaga terampil tersebut sebagian akan diprioritaskan dari pekerja lokal, yakni dari daerah Kalimantan Timur. Terkait dengan rencana pemenuhan tenaga kerja, beberapa petinggi PT Pertamina melakukan audiensi dengan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, kemarin.
"Kami sowan ke Pak Menteri, untuk menawarkan kerjasama pelatihan untuk tenaga kerja lokal. Kebutuhan tenaga kerja terlatih sampai 20.000 orang, tapi sebagian akan dilatih dari tenaga kerja lokal sekitar 5000-7000 orang, " kata Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina, Ardhy N. Mokobombang. Turut dalam rombongan audiensi adalah Vice President Refining Project Pertamina Ignatius Tallulembang, serta beberapa pejabat lainnya.
Advertisement
Dijelaskannya, proyek perluasan kilang Balikpapan merupakan bagian dari program strategis meningkatkan kemandirian dan ketahanan energy nasional, baik peningkatan produksi BBM atau non BBM. Kualaitas produksi yang semula Euro 2 menjadi Euro 5. Proyek berdurasi 43 bulan ini akan menyerap tenaga kerja sedikitnya 20.000 orang. Saat kilang dioperasikan akan menyerap sekitar 2.500 orang pekerja.
Rencananya, ground breaking mega proyek dengan investasi US$ 5 miliar ini akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada Desember atau Januari nanti.
Terkait dengan rencana kerjasama menyiapkan pelatihan tenaga kerja terampil, saat ini pihak sedang menyusun silabi pelatihan yang akan diterapkan pada lima Balai Latihan Kerja (BLK) di Kalimantan Timur. Atau di BLK lainnya sesuai kebutuhan pelatihan.
Dalam kesempatan tersebut, Menaker M Hanif Dhakiri menyatakan sangat mendukung adanya penyerapan tenaga kerja lokal dalam proyek tersebut. “Selain mendukung kemandirian energi dan dunia industri, proyek ini akan menyerap ribuan pekerja lokal. Pemerintah dan Pertamina akan menyiapkan pelatihan bagi tenaga kerjanya,” kata Menaker.
Menaker berjanji, untuk keperluan pemenuhan tenaga kerja lokal tersebut, pihaknya akan segera membuat tim khusus (pertamina dan Kemnaker) untuk menyusun silabus, instruktur, dan peralatan yang dibutuhkan dalam proyek tersebut.
(*)