Liputan6.com, Jakarta - Jepang dilaporkan tengah mengalami masalah serius, terutama dalam hal pekerja. Meski ekonomi terus bertumbuh tapi populasi orang tua terus bertambah, sehingga jumlah pekerja tak lagi sebanding.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Sofbank Robotics pun mulai mengembangkan robot yang dapat dipekerjakan. Setelah memperkenalkan robot humanoid Pepper, kini perusahaan berencana mengumumkan robot pembersih.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Nikkei, Kamis (23/11/2017), robot berbasis kecerdasan buatan ini siap dilepas ke pasaran mulai pertengahan tahun depan. Nantinya, robot otonomos ini merupakan jawaban Softbank untuk masalah kekurangan pekerja di negara Matahari terbit tersebut.
Selain robot otonomos ini, Softbank juga berencana mengembangkan kemampuan robot Pepper. Setelah digunakan di lebih dari 2.000 perusahaan, Softbank merasa robot ini dapat memiliki kemampuan lebih dari saat ini.
Perusahaan pun bekerja sama dengan Microsoft untuk membekali Pepper dengan sejumlah kemampuan baru memanfaatkan big data. Karena itu, kini robot itu dapat menjalani sejumlah pekerjaan seperti resepsionis hotel dan pemandu di paviliun.
Perusahaan Jepang manfaatkan kecerdasan buatan
Sejumlah perusahaan di Jepang memang dilaporkan telah memanfaatkan robot dan kecerdasan buatan untuk menggantikan pekerjaan manusia. Salah satunya sebuah firma asuransi bernama Fukoku Mutual Life.
Awal tahun ini, perusahaan itu memilih merumahkan 34 pegawainya dan menggantinya dengan kecerdasan buatan untuk menghitung pembayaran asuransi.
Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, perusahaan mengklaim mampu meningkatkan produktivitas hingga 30 persen. Tak hanya itu, pengeluaran dari sisi gaji pegawai juga jauh berkurang.
Perusahaan memerkirakan dapat menghemat sekitar 140 juta yen (sekitar Rp 16 miliar) tiap tahun, yang biasanya dialokasikan untuk gaji pegawai. Sebagai perbandingan, perusahaan hanya perlu mengeluarkan 200 juta (sekitar Rp 22 miliar) untuk sekali pemasangan kecerdasan buatan.
Sementara, biaya perawatan tahunan diperkirakan hanya 15 juta yen (sekitar Rp 1,7 miliar) per tahun. Laporan dari Mainichi Japang, sistem yang digunakan perusahaan tersebut didesain berdasarkan Watson, kecerdasan buatan besutan IBM.
(Dam/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement