Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa memiliki ayah yang mengalami depresi dapat menyebabkan remaja berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan mental.
Temuan ini berdasarkan analisis data dari ribuan keluarga di Irlandia, Wales dan Inggris.
Advertisement
Dalam penelitian ini, Gemma Lewis, seorang peneliti dengan divisi psikiatri di University College London, memfokuskan hubungan antara depresi pada remaja dengan kondisi ayahnya. Sedangkan dalam penelitian terdahulu lebih berfokus pada sang ibu. Lewis berpendapat bahwa depresi tidak mengenal jenis kelamin, dikutip dari Webmd, Rabu (22/11/2017).
Tingkat depresi meningkat pesat pada awal masa remaja. Jadi, memahami faktor risiko pada usia tersebut dapat membantu mencegah depresi di kemudian hari, menurut penulis penelitian.
"Pria cenderung tidak mencari pengobatan untuk depresi," kata Lewis. "Jika Anda seorang ayah yang tidak mencari pengobatan untuk depresi yang dialami, itu bisa berdampak pada anak Anda. Kami berharap temuan kami dapat mendorong pria yang mengalami gejala depresi untuk berbicara dengan dokter mereka tentang hal itu," jelasnya.
Saksikan jugag video berikut ini:
Kesehatan mental ortu bisa cegah depresi pada remaja
Pendapat serupa juga datang dari penulis senior studi tersebut, Glyn Lewis, serta divisi psikiatri University College London.
"Kesehatan mental kedua orangtua harus menjadi prioritas untuk mencegah depresi di kalangan remaja," kata Lewis. "Memang ditekankan pada ibu, tapi ayah juga penting."
Laporan tersebut diterbitkan pada 15 November di The Lancet Psychiatry. Meskipun studi tersebut menemukan hubungan antara kesehatan mental ayah dan perkembangan depresi pada anak mereka, namun hal tersebut tidak membuktikan adanya hubungan sebab-akibat.
Advertisement