Liputan6.com, Malang - Konsentrasi manajemen Arema FC membuat skuat idaman untuk kompetisi 2018 terhambat masalah keuangan. Ini disebabkansisa subsidi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang belum turun.
General Manajer Arema Ruddy Widodo mengungkapkan subsidi dari PT LIB sudah terlambat sejak Oktober lalu. Faktor ini pula yang mengakibatkan keterlambatan gaji pemain di akhir kompetisi lalu.
Baca Juga
Advertisement
"Setidaknya sudah berhenti dua bulan ini, ya kalau dihitung sampai akhir tahun nanti kita seharusnya mendapat sekitar Rp 1,8 M," kata Ruddy kepada Liputan6.com di Malang, Selasa (21/11/2017).
Tidak hanya itu, tim berjuluk Singo Edan ini juga tengah menunggu kepastian share rating TV. Pasalnya, Arema menempati lima besar rating TV. Meskipun di akhir kompetisi hanya menempati posisi sembilan klasemen akhir.
"Kita juga menunggu share TV, kalau perkiraan kami nominalnya juga cukup lumayan, setidaknya Arema bisa mendapat Rp 5-6 M, kalau melihat dari sisi peringkat," imbuhnya.
Jadi Pelajaran
Akibat pemasukan yang terlambat, manajemen Arema harus berputar otak untuk dapat tetap mencari pemain idaman dan juga membayar hak pemain yang masih tertunda.
"Lami masih menunggu seperti apa perkembangan terkait subsidi dan juga share TV. Jika kami tidak harus mencari talangan untuk pelunasan hak pemain," ujar Ruddy.
Di sisi lain, hal ini akan dijadikan pelajaran bagi manajemen Arema agar tak mengandalkan subsidi operator sebagai pemasukan terbesar. "Pelajaran besar bagi tim ini untuk tidak terlalu mengharapkan subsidi, karena itu kita tahun ini akan mencari sponsor sebanyal-banyaknya dan sebesar-besarnya untuk menutupi dan mencukupi kebutuhan tim," pungkasnya.
Advertisement