Liputan6.com, Tangerang - CEO Opal Communication, Kokok Dirgantoro, terenyuh dengan peristiwa persekusi yang menimpa dua sejoli di Sukamulya, Tangerang. Ia tergerak mendukung kedua korban presekusi untuk menata hidup ke depan.
Kokok berniat menawarkan pekerjaan pada keduanya. Ia mengaku sudah meminta persetujuan pada partner di perusahaannya. Niat baik pun disambut, setelah mereka setuju, Kokok pun bertemu dengan Kapolres Tangerang untuk mengutarakan niatnya itu.
Advertisement
"(Kapolres) Beliau juga meminta terkait tawaran pekerjaan bisa menunggu proses recovery/trauma healing korban," ujar Kokok, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (22/11/2017).
Dua sejoli R dan M mengalami persekusi, Sabtu (11 November 2017) lalu. Keduanya dituduh berbuat mesum.
Warga sempat melakukan kekerasan fisik dan mengarak keduanya dalam keadaan tak berbusana. Polisi telah menentapkan beberapa tersangka dalam kejadian itu.
Menurut Kokok, tawaran pekerjaan pada keduanya akan disampaikan bila proses hukum dan trauma healing tuntas dilalui korban persekusi. Ia menyerahkan putusan akhir menerima atau menolaknya pada R dan M.
"Terpenting saat ini korban bisa menjalani proses trauma healing," ujarnya.
Soal posisi yang akan diberikan pada R dan M, Kokok belum bisa menjelaskan lebih lanjut. Yang pasti, menurut dia, pekerjaannya sangat tergantung kemauan dan keahlian keduanya.
Ia memberikan alternatif posisi sebagai staf media monitoring atau staf untuk bagian pendukung, seperti di bagian keuangan, administrasi, dan sebagainya.
"Nanti dia bisa lihat dan belajar, lalu mau kemana (kemampuannya). Bisa sangat fleksibel," ujar Kokok.
Kronologi
Kapolresta Tangerang AKBP Sabilul Alif menyampaikan, kejadian presekusi bermula saat R mendatangi M sambil membawa makanan pada Sabtu, 11 November 2017 sekitar pukul 23.30 WIB.
"Tidak lama warga datang kemudian memaksa mereka mengaku telah berbuat mesum," tutur Sabilul saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa, 14 November 2017.
R saat itu sedang menumpang untuk sikat gigi di kamar mandi kontrakan M. Warga yang tidak percaya kemudian menuduh pria itu bersembunyi di kamar mandi.
"Langsung ditarik disuruh ngaku. Kalau enggak nanti ditelanjangi," jelas dia.
Keduanya menampik tuduhan itu. Warga yang semakin marah langsung menelanjangi keduanya. R hanya disisakan celana dalam, sementara M berkaus dan bercelana dalam.
"Korban dikeroyok di kontrakan ceweknya. Mereka luka-luka," ujar Sabilul.
Tak puas, warga kemudian mengarak keduanya sambil mengabadikan peristiwa itu menggunakan kamera telepon genggam. Bahkan, dalam video berdurasi sekitar empat menit yang juga viral itu, terdengar ucapan kasar dan tamparan yang dilakukan massa.
Si perempuan juga menjerit histeris lantaran kausnya dibuka paksa. Mereka kemudian digiring ke pos RW setempat setelah sekitar satu jam jadi tontonan.
"Bukan pasangan mesum. Memang mau nikah," Sabilul menandaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini
Advertisement