Liputan6.com, Tokyo - Bola api yang menyala-nyala dilaporkan melesat dan menerangi langit malam di Jepang. Peristiwa yang terjadi pada 21 November malam waktu setempat itu dikabarkan memicu kekhawatiran warga lokal akan serangan rudal nuklir Korea Utara.
Rasa cemas yang dirasakan oleh sejumlah warga Jepang memang cukup beralasan, mengingat pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kerap menebar ancaman menjadikan Jepang sebagai sasaran tes rudal atau hulu ledak nuklirnya.
Maka, ketika peristiwa bola api yang menyala-nyala itu terjadi kemarin malam di Jepang, sejumlah warga lokal yang cemas dan panik dikabarkan sempat menelepon polisi. Demikian seperti dikutip News.com.au, Kamis (23/11/2017).
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan otoritas setempat, mereka menerima beberapa sambungan telepon hotline darurat dari sejumlah orang yang mengaku melihat 'bola cahaya api biru di langit malam' sekitar pukul 21.30 waktu setempat di utara Tokyo.
Selain itu, 'bola cahaya api biru di langit malam' itu turut memicu perhatian warganet.
Seorang pria berusia 22 tahun yang merekam kejadian itu lewat kamera telepon genggam dan mengunggahnya ke internet saat mengemudi di Namegawa, Saitama mengatakan, "Saya melihat sebuah cahaya yang sangat terang, namun hilang dalam sekejap."
"Saya tidak mendengar suara sebelumnya (dari kilat cahaya bola api itu). Saya pikir, apa yang saya saksikan adalah sesuatu yang lain dan langka," tambah pria yang sempat mengira cahaya itu adalah rudal Korut.
Ternyata...
Seorang pakar di Jepang, yang sadar akan adanya riuh cemas beberapa warga -- yang mengira bahwa kilat cahaya bola api itu sebagai rudal Korut-- lantas mengklarifikasi peristiwa tersebut.
Seperti dikutip dari News.com.au, seorang profesor Observatorium Astronomi Jepang, Hitoshi Yamaoka menyatakan, bola api itu merupakan serpihan benda langit yang masuk ke Bumi.
Benda langit itu dapat berupa meteor, asteroid, berukuran cukup besar yang terbakar saat memasuki atmosfer Bumi dan kebetulan terlihat di langit Negeri Sakura. Sementara hasil pembakaran itu memicu kilat cahaya api yang dimaksud.
Seorang peneliti astronomi yang berbasis di Prefektur Wakayama juga sependapat dengan penjelasan profesor Yamaoka.
"Bola api itu adalah sebuah meteor berukuran cukup besar," kata Chisato Yamauchi, peneliti Misato Astronomical Observatory, seperti dikutip dari Asahi Shinbun.
"Fragmentasi pasir dan batu yang menyelubungi meteor itu, bergesekkan dengan atmosfer Bumi dan menyebabkan pembakaran yang menghasilkan cahaya.
Sementara itu, Yasuo Shiba dari Nippon Meteor Society mengatakan bahwa kejadian seperti itu merupakan peristiwa alam langka.
"Mungkin hanya bisa diamati beberapa kali dalam satu tahun tertentu," kata Shiba yang sebelumnya turut mengonfirmasi bahwa bola api itu merupakan sebuah meteor.
Shiba menambahkan bahwa peristiwa itu kemungkinan besar merupakan bagian dari Taurids Meteor Shower, hujan meteor tahunan yang dapat diamati dari Oktober hingga November tahun 2017.
Advertisement