Liputan6.com, Jakarta Sudahkah Anda mengucapkan terima kasih hari ini? Mengatakan apa yang Anda syukuri memberikan manfaat kesehatan.
Jutaan orang di Amerika Serikat akan merayakan Thanksgiving. Mereka akan bangun pagi untuk memasak kalkun, merayakan liburan bersama teman dan keluarga, dan makan berat dengan kentang tumbuk. Dan tak lupa banyak mengucapkan terima kasih.
Advertisement
Ada beberapa hal yang patut disyukuri dalam kehidupan pribadi Anda. Anda bisa bersyukur untuk hal-hal sederhana, seperti pekerjaan.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Consulting and Clinical Psychology, orang-orang yang menuliskan kepada siapa dan apa yang mereka syukuri dalam pekerjaan mereka, dua kali seminggu, mengurangi stres dan gejala depresi secara signifikan.
Sebuah studi tahun 2003 yang dilakukan oleh Dr. Robert Emmons, seorang profesor psikologi di University of California, Davis, menurut ABC News, menemukan peserta yang mengungkapkan rasa syukurnya setiap minggu cenderung menghabiskan lebih banyak waktu berolahraga dan cenderung tidak memiliki laporan gejala penyakit fisik.
Emmons mengatakan mengungkapkan rasa syukur akan mengisi ulang dan meremajakan orang yang melakukannya. Mengungkapkan rasa syukur atau terima kasih tak hanya membantu diri sendiri tapi juga membantu Anda berinteraksi dengan orang lain.
Sarah Algoe, profesor psikologi di University of North Carolina mengatakan mengungkapkan rasa syukur dalam hubungan sangat penting.
"Bila pasangan lebih sering mengucapkan terima kasih dan lebih deskriptif satu sama lain, mereka lebih bahagia berada dalam hubungan mereka," kata Algoe.
Shilagh Mirgan, seorang psikolog kesehatan di University of Wisconsin mengatakan kepada USA Today dengan memikirkan apa yang Anda syukuri dan mengucapkan terima kasih selama setahun terakhir benar-benar bisa mensejahterakan Anda.
Saksikan juga video berikut ini:
Efek bersyukur untuk kesehatan
Penelitian menunjukkan individu yang merasa bersyukur mengalami tekanan darah yang rendah, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, pulih lebih cepat dari penyakit, dan lebih efektif mengatasi stres. Syukur memiliki salah satu hubungan terkuat dengan kesehatan mental, lebih dari sekadar optimisme.
Terlebih lagi, menurut Forbes, sebuah studi tahun 2012 yang dilakukan oleh University of Kentucky menemukan orang-orang yang mengungkapkan apa yang mereka syukuri lebih cenderung bersikap empati dan cenderung tidak agresif.
Selain itu, menurut Forbes, penelitian selama bertahun-tahun telah menemukan rasa syukur meningkatkan kekuatan mental, meningkatkan harga diri, dan membantu orang tidur lebih nyenyak.
Semua ini dapat dikaitkan dengan fakta dari University of Massachusetts Dartmouth bahwa pemikiran positif dapat memicu perubahan fisiologis dalam tubuh yang berdampak pada kesehatan mental dan fisik.
Hal ini disebabkan ada "hubungan kompleks antara pikiran, suasana hati, kimia otak, fungsi endokrin, dan fungsi sistem fisiologis lainnya di dalam tubuh. Pemindaian otak menunjukkan bahkan berbulan-bulan setelah orang menuliskan mengapa mereka bersyukur, mereka terus merasakan hasilnya, menurut New York Magazine.
Advertisement