Liputan6.com, Jakarta - Indonesian Basketball League (IBL) diguncang prahara jelang musim 2017-2018. Delapan pemain dan satu ofisial kompetisi bola basket tertinggi di tanah air itu terlibat pengaturan skor pada musim lalu.
Sembilan orang tersebut adalah Ferdinand Damanik, Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Harlusdityo, Untung Gendro Maryono, Fredy, Vinton Nolan Surawi, Robertus Riza Raharjo, Zulhilmi Fatturohman. Nama terakhir merupakan ofisial tim.
Baca Juga
Advertisement
Beruntung, meski ada kasus match fixing, IBL masih belum ditinggal sponsor. "Saya benar-benar kaget pas tahu ada kasus kaya begini. Ini ujian sangat berat, untungnya para sponsor masih percaya pada kami," ujar Direktur Utama IBL Hasan Gazali, Kamis (23/11/2017).
Musim depan Pertalite masih akan menjadi sponsor utama. Selain itu, IBL juga akan disiarkan langsung di televisi nasional iNews.
Total ada 18 pertandingan yang akan tayang langsung di layar kaca. IBL sendiri sudah memberikan hukuman berat kepada pelaku pengaturan skor.
Hukuman IBL
Sembilan orang yang terlibat tersebut telah dilarang bermain di IBL selama seumur hidup. Hukuman berat sengaja diberikan oleh IBL agar kejadian serupa tak terulang lagi pada musim musim berikutnya.
"Siapa pun yang terbukti melanggar akan terkena hukuman termasuk pemain asing, wasit hingga pemilik klub," Hasan menegaskan.
Selain dihukum oleh IBL, sembilan orang yang terlibat match fixing juga diberikan sanksi oleh PP Perbasi. Ada yang dilarang terlibat di bola basket nasional selama lima tahun hingga dua tahun.
Advertisement