Liputan6.com, New York - Harga emas melemah akibat aksi ambil untung investor setelah naik hampir 1 persen pada sesi sebelumnya, terpicu pelemahan data ekonomi dan kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS).
Melansir laman CNBC, Jumat (24/11/2017), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi US$ 1.289,88 per ounce.
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun tipis 0,2 persen menjadi US$ 1.289,70 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
"Tampaknya ada sedikit aksi profit taking ... Dengan laju kenaikan suku bunga Fed pada bulan depan, mungkin (investor berpikir) harga emas telah pergi terlalu tinggi dan akan turun setelah kenaikan suku bunga," kata John Sharma, ekonom National Australia Bank.
Dia mengatakan, The Fed masih memiliki beberapa kekhawatiran tentang inflasi dan tidak diketahui bagaimana ini bisa mempengaruhi harga emas di masa depan.
Banyak yang berharap pembuat kebijakan Fed akan menaikan tingkat suku bunga dalam jangka pendek, yang diputuskan pada pertemuan terakhir bank sentral di Desember.
Namun, beberapa anggota menyatakan kekhawatiran tentang prospek inflasi dan mengidentifikasi bahwa mereka akan terlebih dulu melihat data ekonomi sebelum menentukan waktu kenaikan suku bunga di masa depan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Emas Kemarin
Harga emas menguat tajam seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang tertekan. Selain itu, risalah hasil rapat the Federal Reserve juga mengindikasikan tidak akan agresif menaikkan suku bunga pada 2018.
Jelang rilis risalah the Federal Reserve, harga emas ditransaksikan naik US$ 10,50 atau 0,8 persen menjadi US$ 1.292,20 per ounce. Harga emas ditransaksikan di US$ 1.292,10 usai rilis risalah the Federal Reserve. Kenaikan harga emas pun terbatas dengan hanya naik 0,5 persen atau US$ 6,40 menjadi US$ 1.281 per ounce.
Dari risalah hasil rapat the Federal Reserve pada awal November menunjukkan ada kenaikan suku bunga dalam jangka pendek. Namun, pejabat the Federal Reserve tetap mempertimbangkan faktor inflasi. The Federal Reserve juga memberikan sinyal kalau kenaikan suku bunga pada 2018 sesuai rencana sebanyak tiga kali.
Baca Juga
Dari hasil risalah itu juga menunjukkan kenaikan suku bunga dari 1,25 persen menjadi 1,5 persen pada akhir tahun. The Federal Reserve akan kembali gelar pertemuan pada 12-13 Desember 2017. Namun jumlah kenaikan suku bunga pada 2018 juga dipenuhi ketidakpastian mengingat keraguan inflasi akan meningkat.
Sentimen the Federal Reserve tersebut turut membayangi pergerakan harga emas. Suku bunga tinggi menjadi sentimen negatif untuk harga emas.Dolar Amerika Serikat (AS) juga mengangkat harga emas. Indeks dolar AS turun 0,7 persen.
"Momentum dolar AS menjadi kunci pergerakan harga emas pada pekan ini. Apalagi menjelang libur Thanksgiving juga pengaruhi pergerakan harga emas," kata Michael Armbruster, Managing Partner Altavest, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (23/11/2017).
Analis FXTM, Lukman Otunuga menuturkan, dolar AS melemah usai pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen yang cenderung hati-hati memberi pernyatan sehingga memperkuat harapan pasar kalau the Federal Reserve menaikkan suku bunga secara bertahap.
"Yellen memperingatkan menaikkan suku bunga terlalu cepat dapat hamat usaha the Federal Reserve untuk mencapai target inflasi dua persen. Inflasi di AS pun masih tetap rendah pada 2017 dan menjadi misteri," kata dia.
Advertisement