Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik CSIS Arya Fernandes, menilai pertarungan memperebutkan kursi Ketua Umum Golkar akan berlangsung sengit bila Msyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dilakukan. Arya menilai, Ketua Umum Golkar nantinya harus sosok yang dekat dengan pemerintah.
"Golkar membutuhkan sosok ketua umum yang nyaman dengan keputusan itu. Makanya Golkar harus mencari sosok pemimpin yang memiliki hubungan baik dengan pemerintah, nyaman berhubungan dengan pemerintah," ujar Arya kepada Liputan6.com, Jumat (24/11/2017).
Advertisement
Menurut Arya, Jokowi secara tidak langsung menyatakan keinginannya agar hubungan pemerintah dengan partai berlambang beringin itu tetap terjalin baik. Arya pun menilai sosok Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartato dianggap tepat menjadi calon ketua umum Golkar.
"Kalau Golkar masih ingin bermitra dengan pemerintah, sosok Airlangga Hartanto cukup penting untuk menjembatani kepentingan Golkar dan pemerintah," kata dia.
Namun demikian, tantangan Airlangga untuk menjadi Ketua Umum Golkar tidak mudah. Dia harus meyakinkan para senior dan pimpinan Golkar di daerah. Belum lagi, dia harus bersaing dengan calon-calon lainnya.
"Harus meyakinkan 2/3 elite Golkar. Kedua tentu sisa-sisa kekuatan Setnov tentu akan bermanufer untuk tetap memimpin Golkar. Jadi, Munaslub nanti bisa menjadi pertarungan dua kelompok, yakni kelompok status quo dan kelompok yang ingin ada perubahan," kata dia.
Menurut Arya, sejauh ini ada empat nama yang diprediksi maju sebagai calon ketua umum di Munaslub Golkar. Empat nama itu adalah Airlangga Hartarto, Ade Komarudin, Aziz Syamsuddin, dan Idrus Marham. Dari empat nama itu, dia memprediksi sosok Airlangga punya kans paling kuat.
"Di tengah prahara yang dialami Golkar, Golkar juga butuh sosok yang bisa menaikkan kredibilitas, sosok Airlangga masih lebih kuat," kata Arya.
Dukungan Internal Golkar
Dukungan terhadap Airlangga Hartato sebelumnya juga disampaikan politikus Golkar Yorrys Raweyai.
Dia memandang Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjadi sosok yang tepat, untuk menyelamatkan partai dengan menggantikan posisi Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
"Golkar ini harus bisa. Kita tidak kekurangan kader, sekarang itu kelihatannya ke Airlangga Hartarto," jelas Yorrys.
Dia menjelaskan, kejadian selama dua hari berturut-turut mulai dari penangkapan ataupun penetapan daftar pencarian orang (DPO) terhadap Setya Novanto, sangat memukul Partai Golkar. Selain itu, kondisi ini membuat Partai Golkar menjadi sulit berkonsolidasi.
Ditambah lagi, lanjut dia, mulai 2018 kita sudah memasuki tahun politik hingga 2019. Misalnya, awal tahun depan sudah ada penetapan calon kepala daerah di berbagai wilayah yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan langkah cepat kader partai.
"Mungkin minggu depan kita sudah mulai melakukan konsolidasi (untuk mengganti Ketua Umum) sesuai dengan mekanisme organisasi," ujar Yorrys.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement